Share

Aplikasi Penghimpun Informasi Pascabencana dari UGM

Iradhatie Wurinanda, · Jum'at 27 Mei 2016 09:13 WIB
https: img.okezone.com content 2016 05 25 65 1397645 aplikasi-penghimpun-informasi-pascabencana-dari-ugm-VTCGMDIqJS.jpg Aplikasi Seismo Sense. (Foto: Dok. UGM)

JAKARTA - Sebagai negara yang terletak di kawasan pertemuan lempeng, Indonesia rawan terhadap bencana gempa bumi. Bencana tersebut tak jarang menelan banyak korban dan menimbulkan kerusakan parah. Oleh karena itu, penanganan pascabencana gempa menjadi penting untuk menekan jumlah kerugian yang muncul.

Hal tersebut turut menginspirasi lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menciptakan aplikasi berbasis android yang memudahkan masyarakat memperbarui jumlah korban, pengungsi, dan kerusakan akibat gempa. Aplikasi tersebut kemudian diberi nama 'Seismo Sense'.

"Aplikasi ini bisa memudahkan masyarakat untuk melaporkan informasi tentang jumlah korban, pengungsi dan kerusakan yang terjadi akibat gempa," ujar ketua tim pengembang Seismo Sense, Tegar Pualam, disitat dari laman UGM, Jumat (27/5/2016).

Tegar dan keempat temannya, yang terdiri atas Putri Azizah, Rais Afif, Brigitta Petra, serta Fransiskus Anindita Kristiawan merasa prihatin dengan penanganan pascagempa di Indonesia yang masih membutuhkan waktu relatif lama. Salah satu penyebabnya, metode input korban yang dilakukan oleh para relawan masih menggunakan cara manual.

"Selama ini jika terjadi bencana gempa susah mendapatkan informasi jumlah korban, kerusakan, dan lainnya karena input data masih manual sehingga berdampak pada lambatnya penanganan korban," ucapnya.

Dia menjelaskan, dengan aplikasi Seismo Sense masyarakat bisa secara langsung berpartisipasi melaporkan kondisi terkini akibat gempa. Sebab, mereka dapat berpartisipasi langsung melaporkan data mengenai korban, posisi korban, kerusakan, dan foto kerusakan secara real time.

Anggota tim lainnya, Fransiskus, menuturkan, program yang dijalankan untuk aplikasi ini adalah pencarian database dari instansi terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan konsultasi dengan Tim Reaksi Cepat ketika bencana terjadi. Dia menambahkan, pembuatan dan pengembangan software juga dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu mengumpulkan data dengan cepat dan tepat.

"Poin-poin penting seluruh data yang masuk akan divisualisasikan ke dalam peta online dinamis. Data-data akan ditampilkan sesuai kaidah kartografis yang mempermudah proses analisis dalam pengambilan keputusan," terangnya.

Penggunaan aplikasi tersebut, lanjut Fransiskus, tergolong mudah dan sederhana, yakni dengan mengaktifkan geolocation di ponsel. Selanjutnya, secara otomatis data akan masuk ke dalam server Seismo Sense. Aplikasi ini diharapkan mampu membantu pemerintah dalam melakukan pemetaan kondisi daerah pascabencana secara efisien sehingga mendukung proses pengambilan kebijakan dalam proses tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. (ira)

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini