TANGERANG - Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed) Janet Yellen menyatakan akan menaikkan tingkat suku bunga dalam waktu dekat. Kenaikan suku bunga ini merupakan yang kedua kalinya akan dilakukan oleh the Fed setelah sebelumnya dinaikkan pada Desember tahun lalu.
Menurut Direktur Departemen Pegelolaan Moneter Pribadi Santoso, apabila nantinya the Fed menaikkan tingkat suku bunga, maka hal ini tidak akan mempengaruhi ekonomi Indonesia secara menyeluruh. Pasalnya, BI sudah sejak lama menyiapkan antisipasi kenaikan suku bunga the Fed.
"Saya pikir tidak akan terpengaruh kalau untuk proyeksi karena kita kan sudah hitung di awal tahun dampaknya," kata Pribadi di Hotel Aryaduta, Tangerang, Sabtu (28/5/2016).
Namun, lanjutnya, Indonesia dan negara-negara lainnya juga harus tetap mewaspadai dampak dari kenaikan suku bunga the Fed. Pasalnya, hal ini akan berdampak pada besarnya arus modal asing yang masuk ke Indonesia. "Akan ada capital outflow. Selain itu Rupiah juga akan tertekan," ungkapnya.
Namun hal ini telah diantisipasi oleh BI. Untuk itu, pelaku pasar dihimbau tak perlu khawatir dengan keputusan the Fed apabila nantinya tetap akan menunaikan suku bunga dari saat ini yang berada pada level 0,5 persen.
"BI akan intervensi dengan menarik likuiditas, pasarnya juga diperketat. Selain itu BI juga sudah menurunkan BI rate jauh-jauh hari," jelasnya.
Seperti diketahui, BI Rate pada tahun ini telah turun sebesar 75 basis point. BI Rate kini berada pada level 6,75 persen dari sebelumnya sebesar 7,5 persen pada awal tahun 2016 lalu.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(mrt)