Share

INSPIRASI BISNIS : Dari Penjual Kue Keliling Sukses Jadi Pengusaha

Kurniasih Miftakhul Jannah , Okezone · Minggu 29 Mei 2016 20:11 WIB
https: img.okezone.com content 2016 05 29 320 1400739 inspirasi-bisnis-dari-penjual-kue-keliling-sukses-jadi-pengusaha-BGNtNsjIMu.jpg Hadi Nainggolan (Foto: Kurniasih/Okezone)
A A A

JAKARTA - Orang bilang, tidak ada kesuksesan yang diraih tanpa kerja keras. Nampaknya ungkapan ini dibuktikan oleh CEO perusahaan agrobisnis Muhammad Hadi Nainggolan.

Hadi Nainggolan memulai usahanya dengan berdagang kue. Belasan tahun lalu, Hadi adalah bocah penjual kue yang kerap berkeliling kampung membantu sang ibu untuk menafkahi keluarganya.

Hadi dibesarkan di Desa Rimo, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Sang ayah berasal dari Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, sedangkan ibu Hadi berasal Aceh Singkil, Nangroe Aceh Darussalam. Ayah Hadi adalah salah seorang pegawai di perusahaan perkebunan kelapa sawit swasta yang cukup besar di masa Orde Baru.

Sejak usia sembilan tahun, pria yang akrab di sapa Bang Hadi ini sudah berdagang menjual kue dan es. Kalau pagi habis salat subuh itu jualan kue keliling kampung hingga pukul 07.00 WIB sebelum berangkat ke sekolah. Siang hari sepulang sekolah, dia berjualan es dalam termos. Jalan hidup ini terpaksa ia lakoni setelah sang ayah sakit stroke sehingga tak bisa bekerja.

“Karena keterbatasan ekonomi ini, rutinitas ini saya tempuh setiap hari sehabis salat subuh,” kata Hadi kepada Okezone.

Jika hari minggu, dia membantu sang ibu berjualan rempah-rempah dan hasil bumi di pasar. Tanggung jawab yang ia pikul semakin besar setelah sang ayah meninggal dunia saat dirinya kelas 6 SD. “Pengalaman hidup saya waktu kecil seharusnya diisi bermain. Tapi seperti ini takdir hidup saya yang telah digariskan Allah SWT dan justru ini membuat saya menjadi mandiri,” ujar pria kelahiran 25 April 1983 tersebut.

Ketika mulai memasuki masa SMP dengan SMA, Hadi terus berdagang. Bahkan dari hasil menabung dari membantu ibunya berjualan, Hadi bisa membeli kios sendiri di pasar saat duduk di bangku Madrasah Aliyah Muhammadiyah di kampung halaman ibunya. Seusai lulus, Hadi menempuh studi di Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Medan.

Sambil kuliah, dia membuka bisnis desain grafis dan percetakan. Ia bahkan sempat memiliki properti dan kendaraan dari bisnis percetakannya. Namun dalam bisnis desain grafis dan percetakan ini Hadi sendiri mengakui mengalami jatuh bangun beberapa kali, begitu juga dengan bisnis properti dan event orgaziner yang sempat ia bangun, semua akhirnya gulung tikar. Ya namanya juga usaha dan sambil terus belajar tentu “human error” tinggi.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Namun Hadi masih memiliki obsesi lebih besar lagi untuk meraih kesuksesan dengan mencari suasana baru di luar Aceh dan Sumatera utara. Akhirnya pada tahun 2011, Hadi memutuskan untuk menutup semua bisnis dan menjual seluruh asetnya di Medan. Ia memilih merantau ke Surabaya, Jawa Timur dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Di Banjarmasin ia bertemu dengan mitra asal Singapura dan akhirnya menekuni bisnis batubara bersama koleganya tersebut.

Sayangnya komoditi batubara akhirnya melorot. “Dari situ saya berpikir bahwa kita harus merancang bisnis yang lebih bisa bertahan lama,” tutur Hadi.

Akhirnya mulai 1 Januari 2013, Hadi memutuskan merantau ke Ibu Kota Jakarta. Di sinilah ia secara bertahap berhasil membangun tiga kelompok usaha.

Pertama, Daun Agro Group yang bergerak di bidang usaha Agribisnis khususnya perdagangan kelapa kopra. Bahan bakunya dari Nusa Tenggara Timur yang didistribusikan oleh penyalur di Surabaya. Selain itu, dia menyediakan jasa konsultan perencanaan perkebunan sesuai basis pendidikan yang dia miliki.

Kedua, dia merupakan Founder dan CEO Langit Digital Group. Usaha ini adalah yang paling menjanjikan secara komersial dari tiga kelompok usaha yang dia miliki. Terdiri dari PT Langit Trans Digital, PT Langit Taktix Digital, PT Langit Medika Solusindo, yang bergerak dalam bidang Information Technology (IT), e-commerce, Crowdsourcing, Content Digital Marketing, Agency Digital Advertising.

Selain itu, ada satu Perusahaan lagi akan diluncurkan. Sebuah perusahaan yang fokus pada e-commerce (jual beli online) pada Juni 2016 mendatang. Namun e-commerce yang akan ia luncurkan lebih bersifat spesifik pada produk-produk tertentu. “Karena itu justru memiliki peluang lebih besar kepada pasar. Kalau situs belanja online terlalu general produknya yang ditawarkan, orang akan malas,” jelas pria berdarah campuran Tapanuli Utara dan Aceh Singkil tersebut.

Kelompok usaha yang ketiga ialah Graha Inspirasi, di mana Hadi juga sebagai founder sekaligus CEO. Graha Inspirasi didirikan pada tahun 2014. Ide mendirikan Graha Inspirasi tersebut merupakan kelanjutan dari salah impiannya ketika mendirikan Moeslim Entrepreneur Coaching di Kota Medan, Sumatera Utara pada tahun 2009 silam. Salah satu impian yang belum terwujud adalah membuat sebuah sentra kegiatan "creative hub" berbagai komunitas untuk bertukar ide, belajar bersama, saling mendukung, berbagi ilmu dan bersinergi dalam proses pengembangan bisnis/usaha serta kreativitas diri.

Impian tersebut menjadi kenyataan ketika dirinya bertemu dengan Ibu Riwandari Juniasti di Jakarta, yang akhirnya menjadi partnership untuk bersama-sama mendirikan Graha Inspirasi. “Awalnya ini ditujukan sebagai kegiatan sosial, namun kemudian berkembang menjadi usaha yang menjanjikan,” tutur Hadi.

Graha Inspirasi sendiri saati ini ada tiga perusahaan, PT Graha Inspirasi Indonesia, PT Inspirasi Muda Indonesia, PT Wahana Inspirasi Indonesia yang bergerak dalam bidang Creative and Community hub, Service Office, Coworking, Virtual Office, Legal Businees Service, Strategic Planning Innovation.

Fokus Bisnis Graha Inspirasi ini ada lima. Pertama menyediakan jasa persewaan ruangan kantor di tujuh tempat, mulai Kalimalang, Pancoran, Rawamangun, Senen dan beberapa tempat lain. Kedua, virtual office yang merupakan kantor bersama. Ini bagi pelaku usaha yang belum mampu menyewa ruang kantor sendiri. Ketiga, coworking space atau kantor harian bagi pelaku usaha yang belum mampu sewa kantor ataupun virtual office.

Keempat, jasa pembuatan legalitas badan hukum usaha di Wilayah DKI Jakarta. Kelima, jasa pelatihan entrepreneur bagi kawula muda. “Yang terakhir ini bisa saja tak dipungut biaya jika ada sponsornya,” kata Hadi.

Saat ditanya apa impian terbesarnya dalam dunia bisnis “ saya bermimpi punya 50.000 orang karyawan saat memasuki usia 40 tahun”. Bayangkan jika saya punya 50.000 orang karyawan dan satu orang karyawan rata-rata bisa menghidupi tiga orang itu artinya saya bisa berkontribusi nyata membantu 150.000 orang di Negeri ini, imbuh Hadi.

Hadi tak melulu mengisi hari-harinya dengan aktivitas bisnis. Ia aktif di beberapa Organisasi/Komunitas, ,mulai dari sebagai Co Founder Komunitas Memberi, Local President JCI Jakarta (Junior Chamber International) Jakarta tahun 2016, Sekretaris Forum Dialog BPP HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), Sekretaris Jenderal PERJAKBI (Perhimpunan Pengusaha Jasa Kantor Bersama Indonesia), Wakil Sekretaris Jenderal DPP BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia) dan beberapa organisasi lainnya.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini