TOKYO - Pasar saham Asia turun tipis pada awal pekan ini, seiring penguatan dolar Amerika Serikat (AS) setelah Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen mengatakan bahwa kenaikan suku bunga bisa terjadi dalam beberapa bulan mendatang. Bank sentral AS akan menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang jika pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja terus membaik.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang, .MIAPJ0000PUS, turun 0,25 persen karena pasar masih mencerna komentar the Fed. Indeks saham Jepang, Nikkei N225, naik 0,5 persen, karena yen melemah dan harapan bahwa pemerintah akan menunda kenaikan pajak penjualan yang dijadwalkan pada April tahun depan.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berencana untuk menunda kenaikan pajak dua setengah tahun, sampai Oktober 2019. Sementara suku bunga AS yang lebih tinggi bisa melemahkan likuiditas global.
Indeks dolar diperdagangkan di kisaran tertinggi dua bulanan, setelah naik 0,3 persen menjadi 95.826. Sementara terhadap yen Jepang, dolar naik 0,4 persen pada 110,77 per yen Jepang, setelah sebelumnya mencapai satu bulan lebih tinggi di 110,86 per yen Jepang.
Dolar AS juga mendapat dorong dari revisi data pertumbuhan domestik bruto direvisi pada kuartal pertama yang dirilis pada hari akhir pekan kemarin, yang menunjukkan perekonomian tidak melambat.
Para ekonom memperkirakan Amerika akan menambahkan 170.000 pekerjaan pada Mei, sedikit lebih banyak dari yang mereka lakukan pada April, dan upah per jam menunjukkan peningkatan 0,2 persen dari bulan sebelumnya.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(dni)
