JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan merespons wacana purnawiranan TNI yang akan menggelar simposium tandingan terkait tragedi 1965 yang digagas oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhana) pada April 2016.
Luhut mengapresiasi rencana simposium tandingan yang akan rencananya digelar pada awal bulan ini. Menurut dia, penyelenggaran simposium tandingan terkait peristiwa kudeta Partai Komunis Indonesia (PKI) itu akan melihat bagaimana sejarah bangsa Indonesia bertambah baik.
"Enggak ada tandingan-tandingan. Itu bagus biar saja biar tambah baik," kata Luhut usai pembukaan acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN di JIEXPO Kemayoran Hall C, Jakarta Pusat, Minggu (29/5/2016).
(Baca Juga: Zulkifli Hasan: Jangan Reaktif Hadapi Isu Kemunculan PKI)
Ia menambahkan, pemerintah tidak akan mempersoalkan adanya penyelenggaran simposium tandingan tersebut. Sebab, acara itu akan memberikan masukan soal adanya dugaan pelanggaran HAM berat usai gagalnya PKI melakukan pemberontakan.
"Tidak ada masalah. Biar makin banyak masukan biar selesainya masalah HAM-nya," terang Luhut.
Lebih lanjut Luhut menerangkan, dirinya telah diberitahu oleh beberapa purnawirawan TNI yang ingin menggelar adanya simposium nasional tandingan pada peristiwa 1965 itu.
"(Undangan) saya belum lihat tapi mereka sudah memberitahu saya," pungkas Luhut.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(fid)
