JAKARTA – Ketua DPP PDIP, Andreas Pareira mengatakan, secara logika kegiatan besar seperti yang dilakukan Teman Ahok tidak mungkin berjalan tanpa biaya. Hal ini merujuk pernyataan politikus PDIP, Junimart Girsang, bahwa Teman Ahok menerima dana Rp30 miliar dari salah satu pengembang proyek reklamasi Teluk Jakarta.
"Logika dari awal untuk kegiatan besar ini, seolah-olah berjalan tanpa perlu biaya. Awalnya begitu terus kemudian juga ada hal lain di sini. Karena PDIP dengan namanya relawan dan kelompok mendukung bukan hal baru, cuma beda pola," papar Andreas dalam diskusi Polemik Sindotrijaya Network dengan tema “Ahok Galau, Teman Risau” di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/6/2016).
Perbedaan pola yang dimaksud Anderas tersebut adalah di partai politik. Ia menganalogikan partai merupakan lokomotif dan relawan gerbong.
"Cuma teman-teman ini ngotot jadi lokomotif. Dalam istilah ini (relawan) seolah-olah enggak ada biaya, semua orang kan bertanya. Junimart dapat data. Sebagai wakil rakyat dia punya tanggung jawab menyampaikan itu karena ada ketidakwajaran yang mau ditujukan ke publik," katanya.
(Baca Juga : Teman Ahok Muncul karena Khawatir Ahok Tak Diterima Parpol)
Ketua DPP PDIP itu menyatakan, partai politik seolah-olah memiliki mahar. Namun, menurutnya, kegiatan relawan juga memiliki biaya politik yang besar.
"Katakanlah seperti kata Pak Paulus (mantan Teman Ahok) 140 KTP biayanya Rp2,5 juta. Kalau 1 juta KTP berapa? Belum dana-dana lain. Teman-teman proses dukungan ada jenjangnya. Ada satu jaringan yang bertumpu pada Pak Ahok sebagai centre of grafity. Ini nantinya akan membongkar dirinya sendiri," paparnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(erh)
