Share

Makanan Berjamur dan Busuk Masih Ditemukan di Blitar

Solichan Arif , Koran SI · Senin 27 Juni 2016 23:30 WIB
https: img.okezone.com content 2016 06 27 519 1426736 makanan-berjamur-dan-busuk-masih-ditemukan-di-blitar-6AQpyga2m3.jpg Ilustrasi (Okezone)
A A A

BLITAR – Jelang Lebaran sejumlah makanan dan minuman tidak layak konsumsi masih beredar luas di Kabupaten Blitar. Dari inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional dan modern, petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menemukan makanan dan minuman yang sudah busuk. Banyak pula ditemukan makanan dan minuman yang sudah memasuki masa kedaluwarsa dan dengan kemasan yang rusak.

“Beberapa di antaranya sudah jamuran bahkan busuk, namun tetap juga dijual,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Kuspardani kepada wartawan, Senin (27/6/2016). Ada sebanyak 105 titik yang menjadi sasaran sidak petugas. Lokasi ini terdiri atas toko, pasar swalayan, dan pasar tradisional yang mayoritas menjajakan makanan dan minuman.

Dibandingkan tahun sebelumnya, para pedagang yang menjual makanan dan minuman tidak layak tergolong lebih sedikit. Menurut Kuspardani, minimnya pembinaan menjadi salah satu penyebab masih ditemukannya makanan tidak layak di pasaran. Hal itu disebabkan minimnya alokasi anggaran pembinaan.

(Baca Juga : Tahu Berformalin Marak Beredar di Jakarta Selatan)

Namun, ada juga beberapa pedagang yang memang bandel. Mereka sengaja menjajakan makanan dan minuman tidak layak konsumsi demi memperoleh keuntungan lebih. Padahal, apa yang dilakukan telah merugikan masyarakat, khususnya konsumen. “Tapi, memang anggaran untuk pembinaan pedagang relatif minim,” tuturnya.

Karena itu, ke depannya dinas terkait akan memperoleh anggaran pembinaan pedagang sebesar Rp100 juta. Sementara terkait makanan dan minuman takjil di wilayah Kabupaten Blitar, Kuspardani menegaskan tidak menemukan kandungan kimia sejenis boraks, formalin, maupun pewarna tekstil.

Sebelumnya, sidak yang dilakukan petugas BBPOM dan Dinas Kesehatan Kota Blitar menemukan sejumlah mamin takjil yang mengandung zat kimia berbahaya. Dari 39 sampel yang diambil, beberapa di antaranya terbukti mengandung formalin, boraks, dan pewarna tekstil.

Dengan sistem tes cepat (rapid test), petugas langsung dapat mengetahui kerupuk, cimol, basreng, mi, dan ikan bakar di pasar takjil yang mengandung borak dan formalin. Pada rapid test tersebut juga ditemukan minuman es campur, es cincau, dan es kopyor yang mengandung pewarna tekstil dan rodamin.

“Selain membawa sampel makanan untuk uji laboratorium, kami juga akan melakukan pembinaan yang intinya mereka tidak boleh lagi menjual makanan dan minuman yang berbahaya bagi kesehatan,” ujar Kepala BBPOM Surabaya, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(erh)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini