Share
Advertisement

Ilmuwan Temukan Manusia Bisa Deteksi Medan Magnet Bumi

Dini Listiyani , Jurnalis-Rabu 29 Juni 2016 05:03 WIB
Manusia Bisa Deteksi Medan Magnet Bumi (Foto: Express)
Manusia Bisa Deteksi Medan Magnet Bumi (Foto: Express)
A
A
A

CALIFORNIA - Ilmuwan telah mengklaim, manusia mungkin lebih berhubungan dengan Bumi karena ia percaya, manusia memiliki indera keenam, yang artinya manusia bisa mendeteksi magnet Bumi.

Burung, serangga, dan beberapa mamalia seperti anjing bisa mendeteksi medan magnet Bumi, yang mereka gunakan untuk menavigasi dunia dan ahli geologi mengatakan bahwa ia telah mendeteksi hal serupa pada manusia. Joe Kirschvink dari California Intitute of Technology mengklaim, mengindentifikasi magnetoreception, magnetic sense pada manusia dalam sebuah skala kecil.

Sedikit hasil percobaan tak resmi melibatkan hanya 24 peserta disajikan pada April di pertemuan 2016 Royal Institute of Navigation mengklaim, manusia memiliki fungsi magnetoreceotor. Percobaan kecil itu belum diambil sebagai bukti konklusif dan ahli geologi telah diberikan penadaan senilai USD900.000 untuk bekerja dengan labolatorium di Jepang dan Selandia Baru untuk membantu membuktikan indera keenam magnetik pada manusia.

Para ilmuwan masih belum jelas bagaimana kerja magnetoreceptors, tetapi para ahli percaya bahwa itu berarti turun ke medan magnet Bumi memicu reaksi kuantum dalam protein yang dikenal sebagai kriptokrom, yang telah ditemukan dalam retina burung dan anjing, menyampaikan informasi magnetik ke otak atau bahkan ada sel-sel reseptor dalam tubuh yang mengandung mineral besi magnet dikenal sebagai magnetit.

Sementara Kirschvink ia belum berusahan untuk membuktikan mana yang nyata, tetapi lebih karena manusia memiliki kemampuan untuk mendeteksi medan magnet. Untuk mencapai hal ini, ia merancang snagkar Farady, perisai aluminium tipis yang menyaring kebisingan background elektromagnetik menggunakan kawat gulungan.

Para peserta, yang dihubungkan ke monitor EEG, sehingga Kirschvink bisa menganalisis aktivitas otak mereka, diminta untuk duduk dalam kandang di ruang yang gelap, dan hanya terkena medan Bumi dengan tidak ada gangguan.

Kirschvink kemudian menerapkan medan magnet berputar ke dalam kandang dan mencatat, ketika medan magnet berputar berlawanan arah jarum jam, ada penurunan gelombang alpha, yang merupakan tanda bahwa otak memprosesnya. Selain itu, Kirschvink melihat, ada sedikit keterlambatan dalam respons saraf yang merupakan bukti bahwa monitor EEG pasti mengambil mengenai aktivitas otak dan tidak gangguan dari magnet, sebagaimana dilansir Express, Rabu (28/6/2016).

Meskipun banyak test dilakukan, Kirschvink percaya, ia memiliki bukti. Dia mengatakan, kepada majalah Science, "Ini bagian dari sejarah evolusi kita. Magnetoreception mungkin primal sense."

(kem)

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Topik Artikel :
Telusuri berita techno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement