Share

Orangtua Bocah SD yang Hamil Sembilan Bulan Menuntut Keadilan

Zen Arivin , Okezone · Rabu 29 Juni 2016 01:16 WIB
https: img.okezone.com content 2016 06 29 519 1427876 orangtua-bocah-sd-yang-hamil-sembilan-bulan-menuntut-keadilan-2LsqS6wuQX.jpg Ilustrasi
A A A

JOMBANG - Kenyataan pahit yang harus diterima EM, (13) bocah yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) yang mengandung janin sembilan bulan menghentak Kota Santri. Diusianya yang masih sangat belia, EM harus menanggung perbuatan bejat lima orang pemuda sekaligus.

Kepedihan itu kian menusuk saat mengetahui lambannya langkah pihak kepolisian dalam menangani kasus yang menimpanya itu. Sebab, lima orang pemuda yakni, Im (19), Ars (18), Ar (19), Hr (18) serta Ub (18) masih bebas berkeliaran dan menghirup udara segar.

Kepada Okezone, EM mengaku masih ingat betul bagaimana peristiwa tragis itu kali pertama menimpa dirinya. Saat itu, sepulang sekolah seperti biasa orang tua EM pergi mencari rumput. Maklum saja, kondisi ekonomi yang hanya pas-pasan membuat kedua orang tua EM harus banting tulang untuk mencukupi kebutuhan hidup.

"Saat itu bapak dan ibu keluar rumah. Ibu ke ladang mencari rumput sedangkan saya sendirian di rumah. Ketika itu Im datang kesini dan mengajak saya untuk melakukan perbuatan itu," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (28/6/2016).

Dengan tidur dipangkuan ibunya perlahan, EM memutar rekaman memory otaknya. Satu demi satu kepingan ingatan akan peristiwa tragis yang membuatnya kini berbadan dua itu terus dirangkainya. Sebagai bocah desa yang masih tak tahu menahu soal seks, membuat EM hanya diam saat kekasihnya itu melucuti pakaian dan merenggut kesuciannya.

"Saat itu, ia (Im) mendorong saya hingga terjatuh dan melakukan perbuatan itu. Saya tidak paham kalau seperti ini jadinya. Saya tidak tahu sama sekali hal seperti itu. Ia juga mengancam saya agar tidak melaporkan perbuatannya kepada ibu dan bapak," imbuhnya.

Puas menikmati tubuh gadis belia itu, Im lantas pergi meninggalkan EM seorang diri. Namun saat hendak keluar rumah, Im sempat bertemu dengan EV (28), ibu kandung EM. Kepada EV, pemuda putus sekolah itu mengaku mau meminjam obeng kepada EM. Hanya saja obeng tersebut tidak ada. Im lantas pergi dan meninggalkan EV.

Peristiwa tragis yang dialami EM tak berhenti disitu. Selang beberapa hari kemudian, dirinya kembali dipaksa untuk melakukan perbuatan layaknya suami istri. Namun, bukan Im pelakunya melainkan Ars (18) yang juga teman IM.

"Mas Ars itu memaksa saya untuk melakukan hubungan itu. Ia mengancam akan melaporkan perbuatan Im kepada bapak sama ibu kalau saya tidak mau mengikutinya. Saat itu saya dipaksa melakukan perbuatan itu di kebun," terangnya.

Hal yang sama juga dilakukan Ar, (19), Hr (18) serta Ub (18). Menurut penuturan EM, ketiganya sama-sama mengancam dirinya dan meminta agar bersedia melayani nafsu bejat mereka. Bahkan, Ar tak segan meminta EM untuk melakukan perbuatan itu di rumah Ar ataupun di tempat EM.

"Bahkan saat itu saya sempat memergoki Ar ini keluar dari pintu belakang rumah. Ketika itu saya baru saja pulang dari pengajuian. Saat saya tanya, alasannya dia habis mengembalikan kunci yang dipinjamnya," sambung EV.

Saat ini EV hanya berharap polisi bisa segera menangkap para pelaku pemerkosa anaknya itu. Sebab, dengan masih bebasnya para pelaku ini, rasa sakit yang alami keluarganya itu kian terasa. Ia hanya menginginkan keadilan bagi anaknya itu.

"Saya ingin para pelakunya bisa segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya, itu saja. Tolong, kasihan anak saya ini," tandasnya.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(aky)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini