MANILA – Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan gencatan senjata sepihak dengan gerilyawan komunis mulai berlaku pada Senin, 25 Juli 2016 dan meminta kelompok pemberontak melakukan hal yang sama untuk mengakhiri kekerasan berdarah di negara itu sekaligus memulai kembali proses perdamaian.
“Marilah kita akhiri dekade penyergapan dan penyerbuan. Kita tidak membuat kemajuan dan situasi ini makin hari makin berdarah,” kata Duterte dalam pernyataan yang ditujukan kepada gerilyawan Tentara Rakyat Baru (New People’s Army/NPA) sebagaimana dilansir dari Associated Press, Senin (25/7/2016).
Pengumuman gencatan senjata itu disambut baik oleh militer Filipina, meski begitu mereka mengatakan akan tetap waspada dan siap untuk bertahan dan melakukan pengejaran jika diserang oleh elemen dari NPA.
Juru runding Pemerintah Filipina telah bertemu dengan pihak pemberontak dan mencapai kesepakatan untuk memulai kembali pembicaraan perdamaian dalam beberapa bulan ke depan. Pimpinan pemberontak Jose Maria Sison yang saat ini berada di pengasingan telah berencana untuk kembali ke Filipina untuk bertemu Duterte.
Duterte juga mengatakan bahwa pemerintahannya siap untuk memulai kembali pembicaraan damai dengan kelompok gerilyawan Muslim di selatan Filipina.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(dka)