PENGALAMAN pahit karena pola asuh keras orangtua akan membentuk anak menjadi pribadi keras. Hal ini sangat dikhawatirkan karena akan membuat anak mengulangi hal yang sama saat tumbuh dewasa nanti.
Konsultan Regional Tenggara Mediators Beyond Borders, Shadia Marhaban mengatakan, sejauh pengalamannya menjadi mediator diberbagai wilayah konflik, anak-anak yang mendapatkan perlakuan buruk dari orangtua berupa kekerasan akan tumbuh menjadi orang yang keras pula.
“Pengalaman dari masa kecil memberikan impact luar biasa terhadap pembinaan diri manusia setelah dia dewasa. Siapa pun dia, terutama usia anak-anak kekerasan menjadi tolak ukur dalam menyelesaikan masalah. Kalau anak dipukul masa kecilnya maka ia menganggap memukul orang adalah hal lumrah,” ungkap Shadia, di Jakarta, belum lama ini.
Namun, jika dibangun dari keluarga dengan kasih sayang maka anak akan tumbuh menjadi manusia yang berkualitas. Kekerasan dari hal kecil inilah yang nantinya bisa menimbulkan konflik.
Berangkat dari hal tersebut Rotary Club Jakarta Metropolitan dan Rotary District 5280 Los Angeles memberi perhatian besar terhadap kasus kekerasan yang terjadi pada anak dan perempuan.
Koordinator Rotary Club Jakarta Metropolitan Teezar Firmansyah mengatakan, konflik besar yang terjadi sebenarnya bisa dimulai dari keluarga. Maka itu, pada 2 Oktober 2016, bertepatan dengan hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, akan diadakan kegiatan "Peace Run dan Peace Walk". Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Rotary Vocation Training Project yang merupakan kegiatan perdamaian pertama antar Negara.
“Pesan perdamaian tidak hanya langsung dilakukan pada wilayah berkonflik saja. Tapi juga bisa dilakukan kepada keluarga. Bagaimana kita menyelesaikan konflik melalui jalan damai dimulai dari keluarga” pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(vin)
