JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan sosialisasi perihal penerapan sistem ganjil genap dibeberapa titik di Ibu Kota. Sosialisasi aturan tersebut dilakukan pada 28 Juni hingga 26 Juli 2016.
Aturan ini diujicoba pada 27 Juli sampai 26 Agustus 2016, dan akan diberlakukan mulai 30 Agustus 2016. Sosialisasi kebijakan ganjil genap akan diberlakukan Senin sampai dengan Jumat dan dibagi menjadi dua tahap yaitu pagi dan sore.
Pengamat Transportasi Danang Parikesit menilai, dengan adanya ganjil genap tidak mendorong perubahan perilaku ke penggunaan angkutan umum, melainkan hanya merubah kebiasaan rute perjalanan saja.
"Wilayah ganjil genap akan lebih lancar tapi wilayah diluar ganjil genap akan naik kemacetan lebih parah. Itu pun kalau tidak ada pemalsuan plat nomor yang sulit ditangani kepolisian," kata Danang kepada Okezone, Sabtu (30/7/2016).
Danang menilai dengan peraturan sebelumnya yaitu sistem 3 in 1 secara konsep lebih maju dibandingkan dengan sistem ganjil genap saat ini sedang dilakukan uji coba. Sistem 3 in 1 dianggapnya telah mendorong pengguna high occupancy vehicle. Kegagalan kebijakan ini lebih karena tidak adanya kebijakan komplementer yang mendorong adanya alternatif angkutan umum.
"Ini karena kurangnya antisipasi serta tidak segera ditanganinya masalah sosial saat kebijakan ini dilaksanakan," tuturnya.
Menurutnya, dengan adanya peraturan baru tersebut tidak mendorong perubahan perilaku ke penggunaan angkutan umum. Melainkan hanya merubah kebiasaan rute perjalanan.
"Dugaan saya kemacetan di luar wilayah ganjil genap adalah 20 persen lebih macet dari sisi kepadatan kendaraan dan sekitar 30 persen lebih lama waktu perjalanan," pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(wal)
