Share

Investor Taiwan Bangun Pabrik Ban di Cikarang

Koran SINDO , Jurnalis · Sabtu 27 Agustus 2016 11:36 WIB
https: img.okezone.com content 2016 08 27 320 1474498 investor-taiwan-bangun-pabrik-ban-di-cikarang-tTITMgmNXS.jpg Ilustrasi Foto (The Guardian)
A A A

JAKARTA - Investor asal Taiwan tengah membangun industri ban di Kota Deltamas, Cikarang, Jawa Barat. Investor tersebut, Maxxis International, menyiapkan investasi sebesar USD400 juta untuk membangun pabrik di lahan seluas 35 hektare (ha) tersebut.

”Kapasitas produksi mereka sebanyak 10.000 unit sehari dan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.500 orang,” ujar Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan seusai mendampingi Menteri Perindustrian dengan Representative Taipei Economic and Trade Office (TETO) Chang Liang Chen di Jakarta.

Putu mengatakan, perusahaan asal Taiwan itu menilai pasar Indonesia sangat berkembang untuk bisnis ban mobil dan motor. Menurut investor Taiwan, keterbukaan di pasar ban Indonesia memperkuat keyakinan untuk membuka pabrik produksi. Indonesia merupakan negara dengan peringkat jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan memiliki pengguna sepeda motor terbanyak ketiga di dunia.

Di sisi lain, Indonesia kaya dengan sumber daya alam karet mentah yang merupakan bahan baku utama pembuatan ban. Putu menambahkan, pengusaha Taiwan lainnya juga akan menjajaki kerja sama untuk pusat pelatihan tenaga kerja di sektor industri logam dan elektronika.

”Mereka akan kita kenalkan dengan Pusdiklat Industri, yang akan bekerja sama untuk melatih sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang bekerja di pabrikpabrik Taiwan sekaligus memberikan sertifikasi untuk pekerja dari Taiwan,” jelasnya.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pelatihan tersebut dapat diikuti oleh SDM asal Indonesia, termasuk para karyawan yang bekerja di perusahaan milik Taiwan yang beroperasi di dalam negeri. ”Kita akan melakukan penjajakan untuk itu. Mereka akan melakukan investasi untuk vocational training,” ungkapnya.

Menperin juga membuka peluang kerja sama industri dengan Vietnam, khususnya pada pengembangan teknologi. ”Ini didukung oleh fasilitas riset di sektor agro dan permesinan yang dimiliki balai-balai di bawah Kementerian Perindustrian,” ujarnya usai melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam Nguyen Cam Tu yang membawa delegasi VEAM Corp di Kementerian Perindustrian.

VEAM Corp merupakan BUMN di bawah Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam yang bergerak di bidang manufaktur, permesinan dan alat pertanian, truk dan bis, serta komponen. Airlangga melanjutkan, kerja sama kedua negara akan difokuskan pada industri permesinan yang berbasis di sektor pertanian.

Airlangga menjelaskan, industri alat mesin pertanian (alsintan) di Indonesia telah memiliki kemampuan memproduksi traktor tangan, traktor kecil hingga sedang, pompa irigasi, mesin bajak yang digunakan untuk tahap prapanen. Adapun, mesin pengering untuk pascapanen.

”Namun, baru 35 persen produk alsintan di Indonesia yang diproduksi oleh perusahaan dalam negeri,” ungkapnya.

Kemenperin mencatat, industri alsintan Indonesia tumbuh 261 persen pada tahun 2015 dengan nilai USD26,6 juta. Tujuan ekspor utamanya ke Nigeria, Malaysia, Amerika Serikat, Filipina, Venezuela, dan Timor Leste.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(dni)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini