NEW DELHI – Menteri Kebudayaan India, Mahesh Sharma, pada Minggu 28 Agustus 2016 merilis daftar hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di negaranya. Aturan tersebut hari itu juga telah dibagikan melalui selebaran kepada setiap turis asing yang baru tiba di bandara.
“Di dalam (selebaran itu) terdapat instruksi, seperti jika berada di kota kecil mereka dilarang keluar sendirian saat malam hari. Ada juga yang mengimbau para turis memotret mobil yang dipakai berkeliling dan mengirim fotonya ke seorang teman (yang tidak ikut) sebagai modus pencegahan,” ujarnya, seperti dilansir BBC, Selasa (30/8/2016).
Daftar tersebut kemudian menimbulkan polemik di India. Salah satu yang mendapatkan kritik keras dari masyarakat adalah tata cara berpakaian. Wisatawan mancanegara dilarang berkeliaran dengan mengenakan rok, khususnya ketika berkunjung ke kuil-kuil yang banyak terdapat di sana.
Sharma menjelaskan, India adalah negara yang berbudaya. Rok yang populer di kalangan orang Barat, menurut dia, sangat tidak sesuai tata cara berpakaian penduduk lokal. Apalagi mengingat bahwa destinasi wisata favorit di India berhubungan dengan tempat-tempat ibadah. Karena itu, mereka perlu bersikap hormat saat mendatangi lokasi suci.
“Saya tidak bermaksud mengomentari cara berpakaian yang layak bagi seorang perempuan. Saya di sini berbicara dalam konteks (cara berpakaian saat berkunjung) ke rumah ibadah,” tegasnya.
Apa pun penjelasan Sharma, faktanya kebijakan itu telah menuai tanggapan negatif di media sosial. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata India itu kemudian disebut-sebut memang kerap melontarkan pernyataan yang kontroversial. Dia juga dianggap anti-Barat.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(Sil)
