Share

FOKUS: Kisah Kelam di Balik Tragedi Pesawat Latih Indonesia

Rizka Diputra , Okezone · Rabu 31 Agustus 2016 21:04 WIB
https: img.okezone.com content 2016 08 31 337 1477834 fokus-kisah-kelam-di-balik-tragedi-pesawat-latih-indonesia-MCjLMRNDRI.jpg pesawat latih jatuh di area persawahan milik warga Cirebon (Foto: Khafid/Okezone)
A A A

JAKARTA - Kecelakaan kembali mewarnai dunia dirgantara Tanah Air. Kali ini, pesawat latih jenis Cessna 172 milik Angkasa Aviation Academy dengan nomor PK-WTK jatuh di area persawahan warga di Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa 30 Agustus kemarin.

Akibat insiden itu, dua pilot latih mengalami luka dan langsung dievakuasi ke SMK Maritim Cirebon untuk mendapat perawatan medis. Area persawahan tempat pesawat jatuh itu berada sekira satu kilometer dari jalan raya. Sontak kejadian ini langsung menjadi perhatian masyarakat setempat. Pesawat latih itu jatuh dalam posisi terbalik.

Kepala Pos TNI Angkatan Udara Penggung, Kapten (Lek) Marno menjelaskan, pesawat tersebut pada pukul 08.39 WIB terbang dari Bandara Cakrabuana Penggung untuk latihan di atas lahan persawahan tersebut. Namun, tiba-tiba hilang kontak sekira pukul 09.02 WIB dan mendarat darurat pukul 09.05 WIB.

"Akibat kecelakaan ini, dua korban yang merupakan pelatih dan siswa, yang diketahui bernama Kapten Dana Afiantara dan Novianto Akbar mengalami luka ringan dan sekarang sudah kembali pulih" kata Marno.

Ia mengaku, lahan persawahan di Desa Banjarwangunan memang sering dijadikan area latihan dengan rute dari bandara. Di atas lahan itu biasanya pesawat berputar-putar selama satu jam dan kembali lagi ke Bandara Cakrabuana Penggung.

Kepala Bandara Cakrabuana, Deny Aryanto mengaku, pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab pasti kecelakaan pesawat latih Cessna 172 milik Angkasa Aviation Academy dengan nomor PK-WTK yang jatuh di Desa Banjarwangunan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat kemarin.

"Kami masih menunggu tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan investigasi," terang Deny.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Deny menjelaskan, ada engine fuel dari pesawat pada waktu latihan terbang. Akan tetapi secara teknis pihaknya belum mengetahui pasti karena belum adanya investigasi dari KNKT.

Ia mengaku di bandara ada lima flying school, untuk pesawatnya sendiri terdapat 20 unit. Menurutnya, kecelakaan tersebut sifatnya insidensial, di mana tentunya semua orang tidak mengharapkan peristiwa itu terjadi. Untuk antisipasi ke depan, pihaknya berjanji akan memfokuskan terhadap keselamatan penerbangan untuk kehandalan peralatan pesawat.

"Kondisi korban hanya mengalami luka ringan, tadi sempat ngobrol juga tidak ada rasa traumatik. Ini bukan jatuh, tapi mendarat darurat? Terkait usia pesawat saya tidak bisa menerangkan karena tidak punya data itu, pihak flying school yang tahu," kilahnya.

Sebenarnya, kecelakaan yang dialami pesawat latih ini bukan kali pertama terjadi di tahun 2016. Setidaknya, sudah ada tiga kecelakaan lain yang juga melibatkan pesawat latih. Tercatat, pada Kamis 18 Agustus lalu, sebuah pesawat Viper PA 28 dilaporkan mendarat darurat di Desa Kujang, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Pesawat dengan nomor regristrasi PK- PBG tersebut, mendarat darurat di lahan persawahan milik warga, sekira pukul 15.30 WIB. Pesawat latih yang diketahui milik PT Perkasa Flight School tersebut, terbang dari Cilacap dalam misi training area dengan rute Nusa-Area-Nusa.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Yusri Yunus dalam pesan singkatnya menjelaskan kronologi jatuhnya pesawat saat berangkat dari Pelabuhan Nusawiru, Pangandaran. Pesawat sempat keliling Cipatujah.

"Sesampainya di Cipatujah, pesawat mengalami trouble kemudian di ketingggian sekira 1.000 meter mulai menurun, maka dicari arah yang tidak ada perumahan dan jatuh di area persawahan," katanya.

Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut. Pesawat pun jatuh di lokasi yang jauh dari permukiman warga.

Adapun nama-nama korban selamat di pesawat tersebut di antaranya Yosaphat Lintang Nitibaskara (pilot) warga Pekalongan selaku pelatih, serta dua penumpang yang merupakan warga Tangerang, yakni M Arief Rafidan dan M Fadli Rapidan.

Sementara kecelakaan kedua terjadi pada Senin 20 Juni 2016 di Desa Wedung, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kala itu pesawat latih milik sekolah penerbangan Nusa Flying International (NFI) jatuh menimpa tambak milik warga. Sebanyak dua siswa yang menjadi pilot dan kopilot dipastikan selamat dan hanya menderita luka lecet.

"Itu milik sekolah NFI, kelihatannya berpusat di Jakarta, tapi ada kerjasama dengan pihak Bandara Ahmad Yani (Semarang). Jadi pesawat ini tadi memang baru terbang dari sana, dan latihan terbang di daerah Semarang dan sekitarnya," ujar Kapolsek Wedung, Iptu Untung Supriyadi.

Setelah melakukan latihan terbang dan berputar-putar di udara, mendadak mesin mati di ketinggian 1.000 meter. Kedua awak pesawat baik pilot dan kopilot melakukan berbagai upaya agar mesin kembali beroperasi. Namun, usaha keduanya gagal.

Untung menegaskan, pesawat latih itu tidak terjun bebas dari angkasa hingga bagian ujungnya masuk ke tambak. Pesawat sempat mendarat mulus di tepi tambak, sebelum akhirnya bagian depan menukik ke bawah dan amblas ke air tambak.

"Bukan jatuh, terjun bebas, tapi bisa mendarat. Lha kenapa di tambak, biar tak menimpa permukiman. Dua siswa sekolah penerbangan itu selamat, hanya luka lecet. Tadi sempat berobat ke puskesmas, biayanya hanya Rp40 ribu. Sekarang mereka ada di Mapolsek," terang Untung.

Sedangkan kecelakaan ketiga dialami pesawat latih milik TNI Angkatan Udara (AU) yang jatuh di permukiman warga di Jalan Laksda Adisutjipto, RT 03/RW 05, Malang, Jawa Timur, Rabu 10 Februari 2016. Pesawat itu jatuh menimpa rumah warga dan menewaskan dua orang. Jenazah yang merupakan warga sekitar langsung dibawa ke RS Syaiful Anwar, Malang, Jawa Timur.

Melihat dari maraknya kecelakaan yang dialami pesawat latih, yang patut dicermati ialah semua pihak terkait, termasuk sekolah penerbangan harus memerhatikan aspek keamanan dan kelayakan terbang dari pesawat tersebut sebelum mengudara. Maintenance pesawat menjadi hal utama dengan tidak mengabaikan standard operating procedures (SOP) yang sejatinya menjadi pedoman wajib setiap penerbang.(put)

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini