Share

FOKUS: JPO Pasar Minggu Renggut Nyawa, Siapa Bertanggung Jawab?

Amril Amarullah , Okezone · Minggu 25 September 2016 19:05 WIB
https: img.okezone.com content 2016 09 25 338 1498300 fokus-jpo-pasar-minggu-renggut-nyawa-siapa-bertanggung-jawab-vMgZ79ihLu.jpg JPO Ps. Minggu roboh saat hujan deras, Sabtu, 24 Oktober 2016 (foto: Okezone)
A A A

LANGIT Jakarta mendadak gelap, angin disertai petir menggelegar pertanda hujan lebat akan turun. Tidak lama berselang, hujan yang awalnya rintik-rintik mendadak menjadi deras. Bergemuruh seakan mengamuk.

Brak, saat itu juga terdengar suara benda keras terjatuh yang dibarengi teriakan minta tolong dari kolong jembatan. Seketika tangis dan darah bercampur membasahi aspal jalan. Hujan lebat disertai angin kencang telah merobohkan jembatan penyeberangan orang (JPO) di Pasar Minggu. Jembatan itu menimpa mobil yang tengah melintas. Empat orang tewas, enam orang mengalami luka-luka.

Insiden yang terjadi Sabtu, 24 September 2017 sore itu menjadi duka tersendiri bagi keluarga korban tewas. Mereka adalah Keluarga Lilis Lestari Pancawati (43), warga Jalan Sonokeling II/234 RT 02/RW 11 Baktijaya, Sukmajaya, Depok dan tidak menyangka harus merenggang nyawa dalam kondisi demikian.

Terlepas dari musibah yang sudah di gariskan Tuhan, robohnya jembatan penyeberangan ini menjadi persoalan sendiri. Minimnya pemeliharaan serta pemasangan papan reklame di JPO yang tidak tepat. Padahal, pada 2014 sebuah media nasional pernah memberitakan kondisi JPO di Pasar Minggu sudah tidak laiak dipergunakan orang karena kondisinya yang memprihatinkan.

Persoalan ini harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah, dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta yang menurut pengamat tata kota Yayat Supriatna adalah kelalaian.

Menurutnya,di Jakarta banyak JPO yang dibebani dengan pemasangan iklan. Seharusnya ketika iklan dipasang harus diperhatikan kekuatan konstruksinya sehingga selaras dengan kemampuannya untuk dipasangi iklan media luar ruang.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai, saat ini yang harus disoroti bukan hanya persoalan adanya papan reklame, tetapi sudah terindikasi banyaknya fasilitas JPO di Jakarta tidak memenuhi standar kelaiakan, kemanan dan keselematan.

Karena itulah, ia mendesak seluruh jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jakarta perlu dilakukan audit, menyusul jembatan di Pasar Minggu roboh akibat angin kencang dan menewaskan empat orang.

Apa saja yang perlu di audit, bukan hanya konstruksi, tetapi seluruh aspek kelaikan, keamanan, dan keselamatannya JPO. Sudah cukup banyak kejadian yang membahayakan terjadi di JPO.

Alasan perlunya dilakukan audit, lantaran banyak kejadian-kejadian yang terjadi JPO Jakarta ini. Sebelumnya terdapat warga Jakarta yang meninggal karena tersetrum listrik di JPO, dijambret atau ditodong, bahkan aksi kriminalitas lain yang lebih sadis, seperti pembunuhan. JPO yang layak dan manusiawi, memenuhi standar keamanan dan keselamatan adalah tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyediakan.

Seperti diketahui, insiden yang terjadi di JPO ini bukan hanya di Pasar Minggu saja. Berikut beberapa peristiwa terkait JPO yang Okezone rangkum dalam satu tahun terakhir di kawasan Jabodetabek. JPO roboh di Pasar Minggu, 10 orang menjadi korban

JPO yang dipasangi iklan media luar ruang di kawasan Pasar Minggu Jakarta Selatan roboh akibat hujan dan angin kencang. Setidaknya 10 orang menjadi korban. Tercatat tiga orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansah mengatakan robohnya JPO di Pasar Minggu akibat dari pemasangan reklame yang tidak sesuai ketentuan.

Menurut Andri jika pemasangan papa reklame sesuai dengan ketentuan maka musibah tersebut mungkin bisa dihindari. Andri menambahkan pemilik reklame tersebut adalah Dinas Pelayanan Pajak Jakarta Selatan. Untuk kesimpulan penyebab dari robohnya JPO, menurut Andri menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian.

JPO roboh di Tol BSD Tanggerang

Sebuah truk pengangkut crane dengan nomor polisi B 9026 UEA menabrak JPO di KM 7 Tol Serpong Bintaro hingga roboh pada Minggu 15 Mei 2016 malam. Pengemudi truk, Sarman Simbolon (34) ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Tanggerang Selatan.

Kanit Laka Lantas Polres Tanggerang Selatan Ipda Hari Ahmat mengatakan robohnya JPO karena kelalaian dari sopir. Kepada polisi, Marsan mengaku tidak menyangka akan menabrak JPO tersebut. Sebab, sebelumnya dia sudah dua kali melewati JPO yang lain dengan tinggi serupa.

JPO Stasiun Universitas Indonesia (UI) Roboh

Jembatan penyebrangan yang menghubungkan Stasiun UI dengan Jalan Barel menuju Jalan Margonda, Depok rubuh ketika proses pengerjaan sedang berlangsung Minggu 6 Desember 2015.

Saat kejadian, angin kencang melanda Kota Depok. Untungnya ambruk konstruksi JPO Stasiun UI ini tidak menganggu perjalanan KRL yang melintas. Padahal lokasi kejadian persis di pinggir rel KA menuju arah Jakarta.

Proses pembangunan JPO UI kala itu baru memasuki tahap pembuatan tangga, dan belum ada penghubung di antara keduanya atau masih bersifat kerangka.

Sepasang kekasih kesetrum di JPO Transjakarta

Nasib nahas dialami pasangan kekasih Niko Adeli (23) dan Siti Nurhayati (23). Dua orang pegawai Transjakarta tersebut tewas karena tersengat listrik di JPO Jalan Magga Dua Raya Jakarta Utara, Rabu 30 September 2015.

Saat keduanya hendak pulang, mereka melewati JPO tersebut. Hujan deras membuat aliran listrik mengalir ke pegangan tangan JPU yang terbuat dari besi. Keduanya langsung tersengat hingga tewas.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(amr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini