Share

Artcha, Teknologi Canggih Budi Daya Cumi-Cumi

Iradhatie Wurinanda, · Kamis 29 September 2016 12:00 WIB
https: img.okezone.com content 2016 09 29 65 1501577 artcha-teknologi-canggih-budidaya-cumi-cumi-YeRm4YCq2c.jpg Foto: Dok UB

JAKARTA - Melimpahnya hasil laut di Tanah Air tak diimbangi dengan konservasi. Pada komoditas cumi-cumi misalnya, akibat eksplorasi yang tak berkelanjutan, hewan bertentakel tersebut semakin jarang ditemukan pada pusat-pusat pelabuhan perikanan di Indonesia.

Berdasarkan fakta tersebut, lima mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaga (UB) menciptakan sebuah teknologi bernama Attractor Chepalopodha Habitat (Artcha). Alat ini digunakan untuk konservasi serta meningkatkan jumlah stok cumi-cum.

Tim tersebut terdiri atas Muhammad Imam Syafii, Muhamad Ridho Firdaus, M ajarhadi, Ferra Fitrtiani Lestari, dan Muhamad Aris Munandar. Ketua tim, Muhammad Imam Syafii menuturkan, dengan sistem pengelolaan sumber daya kelautan yang belum optimal mengakibatkan eksplorasi pada salah satu sumber daya, seperti cumi-cumi.

"Untuk itu kami membuat Artcha, teknologi pertama di dunia yang ramah lingkungan sebagai rumah baru untuk cumi-cumi. Artcha menggunakan basic suistanaible development environment, yakni membuatkan sebuah rumah atraktor ramah lingkungan sehingga cumi-cumi dapat meletakan telurnya secara aman," paparnya dinukil dari laman UB, Kamis (29/9/2016).

Imam menjelaskan, alat tersebut terbuat dari pipa PVC, karung goni bekas, serabut kelapa, beton, dan besi. Dengan bahan-bahan itu, tak ayal jika Artcha disebut sebagai teknologi konservasi cumi-cumi masa depan yang ramah lingkungan dan murah.

Prototype Artcha sendiri saat ini sudah terdaftar hak paten di Sentra HKI UB. Output dari invensi ini, yaitu dijadikan sebagai daerah penangkapan bagi nelayan di Indonesia juga meningkatkan stok cumi-cumi.

"Artcha memang kami peruntukkan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Sangat efektif, murah, dan ramah lingkungan. Harapan kami masyarakat dapat membuatnya sendiri dengan contoh prototype persis yang telah kita buat," sebutnya.

Baru-baru ini, Artcha juga meraih penghargaan berupa gold medal dan special award dari Malaysia Research And Inovation Society pada kompetisi internasional The 3rd International Young Inventors Award (IYIA). Ajang ini diikuti oleh 100 tim dari berbagai negara, seperti Thailand, Taiwan, Korea Selatan, China, Mesir, Jordania, Syria, Romania, Rusia, Kroasia, dan Amerika.

"Artcha dengan keunggulan dan kekuranganya yang perlu diperbaiki perlu bantuan semua elemen masyarakat dan pemerintah demi terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia dengan tetap mencanangkan sumberdaya yang berkelanjutan," pungkas Imam. 

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(sus)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini