Share

Obligasi Proyek Alternatif Pembiayaan Infrastruktur

Dani Jumadil Akhir , Okezone · Sabtu 01 Oktober 2016 10:07 WIB
https: img.okezone.com content 2016 10 01 278 1503531 obligasi-proyek-alternatif-pembiayaan-infrastruktur-UjvH2hwpGd.jpg Ilustrasi: Okezone
A A A

DENPASAR - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyatakan, ada beberapa alternatif untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur, salah satunya penerbitan obligasi proyek.

Saat ini penerbitan obligasi proyek tidak terlalu banyak dilakukan. Untuk itu, Pefindo mendorong perusahaan untuk menerbitkan obligasi proyek.

"Negara tetangga itu obligasi proyek jadi salah satu alternatif untuk mendukung infrastruktur," jelas Direktur Utama Pefindo Salyadi Putra dalam Workshop Wartawan Pasar Modal di Bali, Jumat (30/9/2016) malam.

Menurutnya, obligasi proyek secara pembayarannya berasal dari pendapatan (cashflow) perusahaan itu sendiri. Namun, perusahaan hanya bisa menggunakan cashflow yang berasal dari proyek tersebut.

"Jadi tidak mengganggu hasil atau casflow dari proyek-proyek yang lain," katanya.

Hal ini berbeda jika yang diterbitkan adalah obligasi korporasi. Perusahaan diperbolehkan untuk membayar obligasi tersebut secara gabungan dari seluruh proyek yang dimilikinya. Sebagai contoh, PT Jasamarga (Persero) Tbk (JSMR) jika menerbitkan obligasi korporasi maka mereka bisa membayarnya dari cashflow semua proyek tol yang mereka miliki.

"Kalau diterbitkan obligasi proyek misalnya untuk tol khusus di Bali, maka cashflow untuk pembayarannya hanya dari proyek tersebut. Jadi tidak mengganggu hasil atau cashflow dari proyek yang lain," tambahnya.

Lanjut dirinya mengatakan, keuntungannya untuk Jasamarga adalah neraca keuangan (balance sheet) dan cashflow perseroan secara keseluruhan tidak akan terganggu. Tak hanya itu, investor juga diuntungkan karena jika proyeknya bagus dan ada sisa dari pembayaran obligasi, maka perseroan tidak bisa menggunakan seenaknya untuk membiayai proyek lainnya.

"Yang sering terjadi sekarang, misal punya beberapa proyek yang bagus tapi tergoda masuk ke bisnis lain. Akhirnya cashflow dari proyek yang bagus tersebut harus masuk ke bisnis baru itu yang belum tentu menguntungkan. Akhirnya obligasinya bisa default karena untuk membiayai obligasi proyek yang belum tentu menguntungkan," tukasnya. (kmj)

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini