KAMPANYE deteksi dini dengan periksa payudara sendiri (SADARI) sudah digaungkan sejak lama. Namun, tidak semua wanita rutin melakukannya setiap bulan.
Diakui Konsultan Bedah Tumor dr M Yadi Permana SpB(K) Onk, kegiatan SADARI nampaknya tidak dekat dengan wanita. Meski sudah lama diajarkan, mereka sering lupa untuk meraba payudara secara rutin.
"Saya pikir yang jadi masalah ketika awareness ini sudah lama dikenalkan, tapi tidak dilakukan secara lanjut. Bulan ini melakukan SADARI pada seminggu setelah menstruasi, bulan berikutnya pasti lupa tidak melakukan," ujar dr Yadi saat ditemui usai acara Temu Penyintas Kanker Payudara se-Indonesia di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (1/10/2016).
Dia menambahkan, pentingnya SADARI ini sebenarnya untuk deteksi dini kanker payudara awal. Karena penyakit mematikan itu lebih baik dicegah, daripada didiamkan hingga stadium lanjut.
"Wanita juga kadang enggak tahu SADARI yang benar. Sebenarnya deteksi ini dilakukan seminggu setelah haid, mereka malah SADARI pas waktu haid," tambahnya.
Selain SADARI, lanjut dr Yadi, wanita di atas 40 tahun wajib melakukan skiring mamografi rutin. Cara ini bisa mendeteksi benjolan di payudara yang tidak teraba oleh tangan langsung.
"Skrining mamografi wajib karena bisa memeriksa benjolan di payudara. Karena kita juga tidak tahu setiap perubahan kondisi yang ada di sekitar payudara," tutupnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
(hth)