Share

Freeport Tak Serius Bangun Smelter

Koran SINDO , Jurnalis · Sabtu 22 Oktober 2016 13:30 WIB
https: img.okezone.com content 2016 10 22 320 1521795 freeport-tak-serius-bangun-smelter-NgWxO5I2NC.jpg Ilustrasi: Reuters
A A A

GRESIK - PT Freeport Indonesia dinilai tak serius membangun smelter (pabrik pemurnian tambang) di Gresik. Empat tahun sejak perusahaan asal Amerika Serikat itu meneken nota kesepahaman dengan PT Petrokimia Gresik, rencana pembangunan smelter ini tak menunjukkan perkembangan.

“Kami memperkirakan manajemen Freeport tidak serius dan tidak siap membangun smelter baru di Gresik. Seandainya serius, seharusnya progresnya jelas. Tapi nyatanya ini ngambang semua,” kata Anggota Komisi VII DPR Tony Wardoyo dalam pertemuan dengan Freeport dan Petrokimia Gresik di di Wisma Kebomas, Gresik.

Tony melakukan kunjungan bersama anggota Komisi VII lainnya, Eni Maulani Saragih dan Hardi Susilo. Mereka diterima Direktur Teknik dan Pengembangan PG Arif Fauzan, Direktur Umum dan SDM Rachmat Pribadi, serta Direktur Public Affair PT Freeport Indonesia Clementino Lamury.

Tony mengungkapkan, pembangunan smelter baru di Gresik sangat mendesak untuk menopang beberapa industri seperti PT Petrokimia. Namun, dia merasakan ada keanehan karena proses pembangunan smelter kesannya lamban. “Justru kami merasa ragu itikad baik manajemen Freeport membangun pabrik baru di Gresik,” katanya.

Eni Maulani mendesak Freeport konsisten membangun smelter di Gresik. “Bayangkan sampai dua tahun dari perencanaan awal namun belum ada progres, malah perencanaan itu meredup. Padahal awalnya manajemen Freeport memilih kawasan PT Petrokimia Gresik dan dibuktikan dengan ada MoU,” katanya.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot juga meragukan Freeport bakal membangun smelter baru di Gresik berdasarkan temuan lapangan kemarin.

“Terus terang kami ragu. Padahal sesuai Undang-Undang Nomor 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pemerintah mewajibkan perusahaan tambang membangun pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) di Indonesia,” katanya.

Sementara manajemen PT Petrokimia Gresik mendesak Freeport segera membangun smelter sebagaimana telah disepakati. Petrokimia dalam hal ini memang berkepentingan karena asam sulfat yang dihasilkan smelter akan digunakan sebagai bahan baku pupuk NPK.

“Kalau nanti pabrik smelter baru jadi dibangun, PG akan memanfaatkan asam sulfatnya buat bahan baku. Malahan untuk lahannya sudah kami siapkan. Sebab sesuai dengan MoU pada 2015 PG sudah melakukan reklamasi lahan seluas 80 hektare,” ujar Arif.

Menurut Arif Fauzan, dalam nota kesepahaman antara Petrokimia dengan Freeport sudah muncul perjanjian sewa tanah. Hanya dalam perkembangan terungkap bahwa Freeport kini mengincar lokasi lain untuk membangun smelter, selain di Gresik. “Kami ingin smelter dibangun di sini. Kami butuh kepastian dari Freeport terkait sertifikasi lahan yang telah direklamasi. Kami butuh kepastian dan ketegasan mengenai smelter yang akan dibangun,” ujar dia.

Direktur Public Affair Freeport Clementino Lamury meyakinkan perusahaannya tetap berkomitmen mendukung program pemerintah. Menurut dia, Gresik dipilih karena ada nilai tambahnya, yaitu berdekatan dengan pabrik PT Petrokimia Gresik.

“Hanya memang progres pembangunan tersendat karena ada beberapa tahapan mulai perizinan, engineering serta pengadaan barang. Namun, kami tetap berkomitmen segera memulai pembangunan fisik,” tutur Clementino.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(dni)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini