Share

Hakim Robot, Dapatkah Dipercaya Buat Keputusan Penting?

Silviana Dharma , Okezone · Selasa 25 Oktober 2016 01:01 WIB
https: img.okezone.com content 2016 10 25 18 1523473 hakim-robot-dapatkah-dipercaya-buat-keputusan-penting-rvRggavNoi.jpg Ilustrasi. Hakim robot dalam pengadilan. (Foto: dok. Okezone)
A A A

LONDON – Para ilmuwan di Inggris merakit sebuah komputer kecerdasan buatan yang dapat memutuskan perkara di persidangan selayaknya yang dilakukan seorang hakim pengadilan. Teknologi kecerdasan buatan (AI) ini akan menjadi alat melek hukum pertama yang mampu mempertimbangkan pertanyaan etis dan memberi vonis terhadap kasus-kasus pelanggaran hukum secara berimbang.

Diperkirakan tingkat akurasinya mencapai 79 persen saat ini, berdasarkan perhitungan terhadap 584 kasus yang telah ditangani. Alat kecerdasan buatan tersebut disebut-sebut memiliki kemampuan menimbang perkara setara dengan yang dapat dihasilkan oleh para hakim paling senior sekali pun di Eropa.

“Kami tidak bermaksud menjadikan AI ini sebagai pengganti hakim atau pengacara, tetapi kami pikir mereka akan merasakan betapa bermanfaatnya AI untuk membantu proses identifikasi pola-pola kasus secara cepat yang hasil putusannya pasti. Hakim buatan ini juga bisa menjadi alat yang berharga untuk menyoroti kasus kekerasan yang sering ditangani Konvensi HAM Eropa ,” ujar peniliti utamanya, Dokter Nikolaos Aletras dari University College London, seperti dikutip dari Belfast Telegraph, Selasa (25/10/2016).

Aletras menegaskan, hakim buatan tim ilmuwannya itu tidak mungkin dapat mengambil posisi hakim asli dalam waktu dekat dan mengambil keputusan penting di persidangan. Teknologinya lebih dimaksudkan untuk membantu mereka membuat putusan prioritas tanpa bias. Terutama untuk kasus-kasus yang butuh pendakwaan cepat.

Apalagi dalam kasus HAM yang para hakim cenderung menilik kepada faktor-faktor non-hukum, alih-alih menimbang argumen ketat hukum tertulis. Para ilmuwan menemukan, pada kasus kemanusiaan, hakim seringnya menempatkan hukum dalam sudut pandang realis daripada formalis. Oleh karena itu, AI dikatakan juga cocok diandalkan dalam Mahkamah Agung.

Sederhananya, cara kerja kecerdasan buatan ini adalah menimbang perkara hukum dari analisis teks yang disiapkan pengadilan. Ilmuwan komputer University College London, Dokter Vasileios Lampus menerangkan, penelitian sebelumnya melakukan prediksi hasil berdasarkan sifat kejahatan atau posisi masing-masing hakim.

“Kami berharap alat semacam ini akan meningkatkan efisiensi di tingkat tinggi sesuai permintaan pengadilan. Tetapi untuk mewujudkan semua itu, kami masih harus mengujinya dengan lebih banyak artikel dan kasus yang diajukan ke pengadilan,” tutupnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(Sil)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini