JAKARTA - Balai latihan kerja saat ini manjadi salah satu andalan pemerintah untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Tak hanya jumlah, fasilitas yang disediakan pun terus ditingkatkan.
Menurut Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri, balai latihan kerja adalah suatu hal yang mutlak harus dimiliki oleh pemerintah daerah. Penyebabnya, hingga saat ini terdapat 60 persen tenaga kerja di Indonesia yang hanya lulusan SD dan SMP.
"Selama ini akses pelatihan tenaga kerja kurang. Padahal tenaga kerja dari SD SMP, jumlahnya 60 persen dari total tenaga kerja. Jadi harus ada peningkatan akses dan mutu dari peningkatan pelatihan kerja sehingga tidak ada kesenangan upah," kata Hanif di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Menurut Hanif, ketersediaan fasilitas balai latihan kerja di Indonesia sudah sangat baik. Bahkan, dalam kunjungan kerjanya ke Jerman beberapa waktu lalu, fasiltas balai latihan kerja di Indonesia jauh lebih unggul.
"Di Jerman, alatnya di balai latihan kerja ketinggalan 10 tahun dari kita," tuturnya.
Hanya saja, Indonesia masih memiliki beberapa kekurangan. Diantaranya adalah ketersediaan dana dalam menunjang pengembangan balai latihan kerja. Untuk itu, diharapkan alokasi dana pendidikan untuk pelatihan tenaga kerja dapat meningkat seiring ketatnya persaingan pasar global.
"Dananya sangat kecil, cuma Rp1 triliun. Itupun sudah termasuk gaji. Padahal negara lain itu sangat besar," tutupnya.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(dni)