Share

HARI SUMPAH PEMUDA: Ini 3 Entrepreneur Sukses Indonesia

Dedy Afrianto , Okezone · Jum'at 28 Oktober 2016 05:27 WIB
https: img.okezone.com content 2016 10 27 320 1526345 hari-sumpah-pemuda-ini-3-entrepreneur-sukses-indonesia-BdzTdhJyQc.jpg Ilustrasi : Okezone
A A A

JAKARTA – Pada tanggal 28 Oktober, para pemuda Indonesia selalu memperingati sebagai hari sumpah pemuda. Banyak makna yang dapat diambil dari peringatan hari sumpah pemuda ini, khususnya adalah untuk meningkatkan rasa nasionalisme para pemuda bangsa.

Banyak cara untuk menunjukkan rasa nasionalisme bagi para pemuda Indonesia. Salah satunya adalah dengan cara menelurkan ide untuk bermanfaat kepada sesama. Hal inilah yang dilakukan oleh tiga pemuda ini. Dalam waktu singkat, ide yang ditelurkan mampu berbuah manis bagi kesejahteraan masyarakat.

Berikut ada inspirasi dari tiga tokoh pemuda yang belakangan ini sering disebut dan dikenal oleh banyak masyarakat:

1. Nadiem Makarim

Ide yang dimiliki oleh Pria kelahiran 4 Juli 1984 ini cukup cemerlang. Yaitu bagaimana memanfaatkan ojek konvensional menjadi sarana transportasi yang dapat memudahkan masyarakat dalam memperoleh akses transportasi.

Nadiem sempat mengenyam pendidikan SMA di Singapura dan melanjutkan pendidikan sarjana di International Relations di Brown University Amerika Serikat. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan Master di Harvard Business School.

Nadiem juga pernah bekerja pada perusahaan konsultan Mckinsey & Company hingga menjabat sebagai Chief Innovation officer di kartuku. Pada awal tahgun 2015, Nadiem pun berhasil meluncurkan aplikasi ojek berbasis online dan menjadi CEO PT GoJek Indonesia.

Menurut Nadiem, Entrepreneur atau pengusaha sukses identik dengan kepintarannya dalam membuka bisnis. Tapi, tidak semua orang yang ingin membuka usaha harus memiliki otak yang cerdas. Seseorang yang memiliki keterbatasan pendidikan dan wawasan bisa menjadi seorang entrepreneur.

“Sekarang pertumbuhan entrepreneur baik sekali, tapi jangan lupa bahwa menjadi entrepreneur harus tahan banting, berani, dan nggak usah punya modal," ujarnya kepada Okezone.

Hal inilah yang menjadi latar belakang Nadiem untuk membuka usaha secara mandiri. Parahnya kemacetan lalu lintas di Jakarta pun sempat membuat Nadiem kesal karena telah membuang-buang waktunya. Dengan berlangganan ojek untuk kesehariannya, Nadiem menjalin hubungan dengan para tukang ojek tersebut.

"Ide awal bisnis sebenarnya berasal dari kebutuhan saya sendiri. Dari dulu walaupun punya mobil sendiri tidak pernah saya gunakan. Karena ojek jauh lebih efisien buat ke mana-mana khususnya di Jakarta," ujar Nadiem

"Dari situ saya sadar bahwa sebenarnya ojek yang sudah tepercaya memiliki banyak fungsi untuk kehidupan orang Jakarta," ucapnya.

Di Go-Jek, para ojek tidak hanya sekadar antar jemput pelanggan saja seperti tukang ojek pada umumnya, melainkan juga bisa menjadi kurir seperti personal shopper, pengantar makanan dan lainnya. Mau beli makanan apapun juga dapat dipesan, dari itulah konsepnya berkembang menjadi Go-Jek.

"Fondasinya berbasis teknologi mobile, karena ojek-ojek itu tersebar di mana-mana. Jadi cara untuk menghubungi mereka adalah melalui mobile app, maka konsep pada 2014, Go-Jek menjadi Mobile App Business," ungkapnya.

Kini, Go-Jek telah berhasil menghidupi puluhan ribu driver pada berbagai kota besar di Indonesia. Bahkan, ide Nadiem juga diikuti oleh para pesaing yang berasal dari luar negeri.

Ide sederhana Nadiem ini dapat dicontoh oleh anak muda Indonesia. Bahwa ide sederhana ternyata dapat berdampak besar terhadap bagi kehidupan masyarakat luas.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

2. Ferry Unardi

Pria kelahiran Padang, 16 Januari 1988 ini merupakan salah satu sosok dibalik hadirnya skema pemesanan tiket berbasis aplikasi di Indonesia, yaitu Traveloka.

Pria lulusan Purdue University jurusan Computer Science dan Engineering ini sempat bekerja di Microsoft. Namun, karena merasa tidak sesuai dengan karier yang ia miliki, Nadiem akhirnya memilih untuk keluar dan kembali melanjutkan pendidikan S2 Bisnis di Harvard University.

Pada saat berkuliah di Harvard lah Ferry Unardi mulai tertarik untuk mengembangkan perusahaan startup pada bidang mesin pencari tiket pesawat. Kesulitannya dalam memesan tiket pesawat menjadi latar belakangnya untuk membuka usaha ini.

Didirikan bersama sahabatnya, Derianto Kusuma dan Albert, Ferry pun akhirnya mendirikan Traveloka. Pada tahun 2013, Traveloka pun resmi berubah menjadi situs pemesanan tiket pesawat setelah sebelumnya menjadi situs pembanding tiket pesawat.

Diusianya yang sangat muda, Ferry telah sukses menjadi inspirasi bisnis bagi Indonesia. Bahkan, dirinya mampu untuk meyakinkan venture capital seperti East Ventures dan Global Founders Capital untuk menanamkan modalnya pada usaha yang ia rintis.

Saat ini, ide Ferry juga banyak dikembangkan oleh perusahaan sejenis lainnya. Meskipun pernah beberapa kali mengalami kendala dalam berbisnis, namun Ferry mampu memberikan pelajaran bagi pemuda Indonesia. Bahwa usai bukanlah salah satu kendala dalam mencapai kesuksesan.

3. Muhammad Alfatih Timur

Pada sektor social entrepreneurs, Muhammad Alfatih Timur adalah satu tokoh yang juga menjadi perhatian dunia internasional. Muhammad Alfatih sendiri awalnya adalah asisten dari Rhenald Kasali di Rumah Perubahan. Kini, ia menjabat sebagai CEO KitaBisa.

Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat ini, pun hingga saat ini terus berkarya di Kitabisa.com. Situs ini adalah salah satu situs sosial yang dapat mempertemukan antara donatur dan pencari dana.

Pada bulan Desember 2012, Alfatih Timur mengawali idenya ini dengan mempresentasikan kepada Rhenald Kasali. Idenya pun disepakati oleh Rhenald Kasali.

Namun, pada pelaksanaannya, terdapat beberapa rekan-rekannya yang memilih untuk mengundurkan diri. Hanya saja, Alfatih tetap memutuskan untuk bergerak dengan harapan bahwa akan semakin banyak masyarakat yang dapat terbantu dengan idenya tersebut.

Alfatih pun berhasil menembus ‘Under 30 2016 Asia’ oleh Forbes. Terdapat puluhan miliar Rupiah yang telah dihasilkan dan mampu untuk membiayai ribuan proyek sosial masyarakat.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini