Share

Perlu Strategis Khusus untuk Penguatan Bahasa Indonesia di ASEAN

Susi Fatimah, Okezone · Jum'at 28 Oktober 2016 17:04 WIB
https: img.okezone.com content 2016 10 28 65 1526743 perlu-strategis-khusus-untuk-penguatan-bahasa-indonesia-di-asean-xrsGHAjMji.jpg Foto: DOk Unpad

JAKARTA - Saat ini, banyak orang lebih senang mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa internasional ketimbang mempelajari bahasa negara-negara di ASEAN. Padahal saat ini sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Ahli bahasa Indonesia, Prof. Dr. Dendy Sugono, mengatakan, langkah pemerintah mempromosikan bahasa Indonesia dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN dinilai kurang aktif.

Meski sudah bekerjasama melalui program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) gencar dilakukan di tingkat internasional, namun promosi di regional ASEAN dipandang juga tidak terlalu aktif.

Dia mengatakan, belum dibukanya program BIPA di tingkat ASEAN menjadi alasan pemerintah tidak aktif dalam mengembangkan bahasa Indonesia.

Di sisi lain, masyarakat Indonesia sendiri tidak proaktif dalam mempelajari bahasa-bahasa yang digunakan di negara anggota ASEAN. Padahal, bahasa merupakan salah satu indikator kesiapan negara dalam menghadapi MEA.

“Kalau kita mau usaha, mau promosi ke sana, mau dagang di sana, harus tahu bahasa orang-orang di sana,” kata Prof. Dendy saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia “Mengenang Kiprah JS Badudu dalam Pengembangan Bahasa Indonesia” seperti dinukil dari laman Unpad, Jumat (28/10/2016).

Mantan Kepala Pusat Bahasa (sekarang Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud) ini menuturkan, masyarakat lebih memilih mempelajari bahasa asing ketimbang bahasa regional ASEAN. Selain bahasa Inggris, dalam dua dasawarsa terakhir, bahasa Mandarin, Jepang, dan bahasa Korea telah banyak dipelajari hingga di tingkat sekolah.

Sebagai bahasa dengan penutur terbanyak kelima di dunia, seharusnya bahasa Indonesia bisa “menguasai” seluruh negara di kawasan ASEAN. Prof. Dendy mengusulkan, sasaran paling strategis sebagai pelaku promosi bahasa Indonesia ialah para generasi yang sedang berperan di bidang diplomasi, perdagangan, kebudayaan, pariwisata, tenaga kerja, dan pendidikan.

Selanjutnya, pemerintah juga menyusun dua strategi utama, yaitu penyiapan generasi muda untuk belajar bahasa-bahasa di Asia Tenggara, serta menyusun strategi penguatan pembelajaran BIPA di ASEAN.

Terkait pengembangan BIPA, Prof. Dendy juga membagi dua langkah pengembangan, yaitu pengembangan di negara-negara ASEAN yang tidak berbahasa Melayu, serta penguatan BIPA sendiri di Indonesia.

Di Indonesia, program BIPA sendiri dibuka di beberapa perguruan tinggi serta di lembaga kebahasaan. “BIPA di Perguruan Tinggi masih belum semuanya membuka, kita akan terus dorong,” tambahnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(sus)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini