Share

Zaman Edan! Pengemis Sudah Terapkan Sistem Transfer Uang dalam Aksinya

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Selasa 12 Desember 2017 11:31 WIB
https: img.okezone.com content 2017 12 12 406 1829014 zaman-edan-pengemis-sudah-terapkan-sistem-transfer-uang-dalam-aksinya-Rudq5uHHj1.jpg

ANDA mungkin pernah tidak sengaja bersumpah atau sekadar mengucap kalimat, "Nanti, pasti bakalan ada pengemis yang minta duitnya lewat transfer!". Voila! Ungkapan itu sekarang benar terjadi.

Tepatnya di China. Surat kabar lokal berhasil men-capture penampakan pengemis yang menambahkan QR uang elektroniknya di WeChat Wallet sebagai sarana untuk para pejalan kaki memberikannya uang. Something crazy, right?

Dikutip dari Odditycentral, Selasa (12/12/2017), saat Anda berada di China, sudah banyak penjual di pinggir jalan yang akhirnya menambahkan fasilitas transfer uang melalui QR ini. Nah, si pengemis ini pun tidak mau ketinggalan.

Dengan berbekal ponsel pintar, tentunya si pengemis sudah bisa mendapatkan QR tersebut. Bagi Anda yang mau memberikannya uang tapi tidak ada uang receh, ya, tinggal scan barkot yang ada di samping si pengemis ini.

Berita ini pun langsung menyebar ke penjuru dunia. Diketahui, keberadaan pengemis ini ada di Jinan, Shandong, China. Usut punya usut, tidak hanya satu pengemis yang memberlakukan teknik ini. Tapi ada banyak!

Mereka sengaja beredar di titik yang banyak turisnya. Meskipun sudah menyediakan QR, pengemis ini juga tetap menggunakan mangkok "minta-mintanya" agar tetap memberi kesan butuh belas kasih. Sedikit info, menurut pemerintah setempat, pengemis yang memiliki ponsel di China sebenarnya bukan hal yang langka!

Salah satu pengemis yang menangkap perhatian media dilaporkan adalah seorang pria dengan masalah mental dan kode QR yang dia sediakan dibuat oleh keluarganya untuk membantunya. Namun, tampak bahwa kode QR itu melayani tujuan lain selain menghasilkan pendapatan bagi orang-orang yang beruntung.

Menurut perusahaan pemasaran digital China Channel, banyak pengemis di Beijing menerima pembayaran dari bisnis lokal untuk setiap kode QR yang dipindai oleh orang yang lewat. Perusahaan menggunakan pemindaian ini untuk mengumpulkan data orang dari profil WeChat, lalu menjual ID tersebut cukup banyak untuk bisnis kecil. Yang terakhir menggunakan informasi tersebut untuk membombardir pengguna dengan iklan dalam aplikasi yang tidak diminta.

Karena orang yang lewat sebenarnya tidak harus memberikan uang, mereka tidak terlalu sulit untuk dibujuk. Namun, "pengemis" dibayar untuk usaha mereka: setiap pemindaian kode QR membayar antara 0,7 sampai 1,5 yuan atau sekira Rp1.400. Sebuah jejaring kerja dengan 45 jam operasional seminggu rata-rata mendapatkan bulanan sebesar 4.536 yuan atau sekira Rp9,3 juta yang cukup layak, mengingat pekerja China hanya mendapatkan upah minimum.

(Baca Juga: Ternyata Begini Modus Pengemis Kaki Satu yang Biasa Dijumpai di Jalanan)

Semuanya mungkin terdengar aneh bagi orang asing, tapi harus dicatat bahwa China mungkin adalah negara yang paling dekat dengan ekonomi "moneyless" dan kode QR adalah alasan untuk itu.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Barcode dua dimensi hitam dan putih digunakan dalam berbagai hal; mulai dari pembayaran di toko hingga tip di restoran dan hadiah di pesta pernikahan.

Sebenarnya, pembayaran mobile di China melebihi 50 kali volume dari AS, di mana penghitungan 2016 adalah USD112 miliar atau sekira Rp1.500 triliun!

(Baca Juga: Perlukah Mengasihi Pengemis di Luar Negeri saat Traveling?)

Menurut peneliti perilaku konsumen Chen Yiwen, China berada di ambang "codeconomy." "China telah memulai transisi menuju ekonomi bebas tunai lebih cepat daripada yang bisa dibayangkan siapa pun, terutama karena penyebaran virus dua dimensi. Ini menciptakan ekonomi baru berdasarkan kode yang bisa dipindai," ucap Chen.

Menariknya, pengemis Barat tidak begitu jauh di belakang rekan-rekan mereka di China, ketika menyangkut pembayaran mobile. Beberapa tahun yang lalu, pengemis profesional Damien Preston-Booth menjadi berita utama karena dia menerima sumbangan melalui kartu kredit.

(Baca Juga: Ya Ampun! Emak-Emak Pengemis Galak Itu Kembali Beraksi, Lihat Caranya Palak Pengendara)

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini