PENYEBARAN wabah difteri kian meningkat jumlahnya. Masyarakat dianjurkan untuk vaksin, tapi banyak kabar hoax yang menyebar seputar efek samping vaksin difteri yang menyebabkan kematian. Bisakah demikian?
Vaksin difteri sejatinya berfungsi untuk mencegah penyebaran penyakit difteri yang cepat menular. Anda tidak usah khawatir jika ingin melakukan vaksin untuk memutus rantai penularannya.
Tapi sebelum vaksin, perhatikan apakah Anda menderita alergi terhadap jenis vaksin atau obat-obatan tertentu. Konsultasikan dengan dokter agar tidak menimbulkan efek samping memilukan.
Disebutkan dokter, seseorang seharusnya tidak menerima vaksin jika memiliki riwayat terhadap reaksi alergi yang serius terhadap salah satu bahan vaksin. Belum lagi pada pasien epilepsi atau masalah sistem saraf.
Orang dengan dengan faktor risiko itu dampaknya bisa koma atau kejang dalam seminggu, usai menerima vaksinasi untuk pertusis, seperti DTaP atau Td bisa digunakan dalam kasus ini. Jika Anda memiliki riwayat tersebut bicarakan dengan dokter Anda apakah vaksin Td tepat untuk Anda.
Adapun efek samping lainnya yang dihadapi seseorang yakni pembengkakan dan nyeri yang parah setelah menerima vaksinasi pertusis, tetanus, atau difteri. Lalu, disertai dengan penyakit ringan seperti demam ringan atau demam ringan.
Seperti semua obat-obatan, vaksin bisa menimbulkan efek samping. Namun, kemungkinan reaksi yang mengancam nyawa kecil. CDC mengatakan bahwa bahaya berkembangnya pertusis, tetanus, atau difteri jauh lebih besar daripada risiko vaksinasi.
Seseorang dapat mengalami efek samping ringan dari vaksin Td. Biasanya meliputi rasa nyeri, kemerahan, atau pembengkakan di lengan tempat. Ditambah lagi dengan demam, sakit kepala, sesak napas, mual, muntah, diare hingga nyeri di bagian pankreas.
Untuk efek samping ringan dari Td meliput kemerahan atau bengkak di lengan tempat suntikan. Pada beberapa orang, efek samping ini mungkin lebih berat.
Pembengkakan lengan yang parah telah dilaporkan terjadi pada tiga dari 100 orang yang menerima Td. Sekira satu dari 250 orang dewasa yang menerima vaksin Tdap mengalami demam 39 derajat Celcius atau lebih tinggi.
Selama uji klinis vaksin Td, dua orang dewasa mengembangkan masalah sistem saraf sementara. Tidak diketahui apakah ini karena vaksin atau tidak. Bahkan, pada kasus yang ekstrem, dapat menyebabkan kematian. Tapi catat ya, kasus ini hanya dialami oleh orang dengan masalah alergi, bukan tanpa sebab. Demikian dilansir WebMD, Senin (8/1/2018).
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
(hel)