Share

Kemenkes Tegaskan Balita di Asmat Meninggal Dunia Akibat Komplikasi Campak

Dewi Kania, Jurnalis · Selasa 16 Januari 2018 14:36 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi (Foto: Health)

WABAH campak yang terjadi di Kabupaten Asmat, Papua mengakibatkan kematian balita yang tinggi jumlahnya. Pemerintah tegaskan, banyak anak meninggal dunia akibat komplikasi dari wabah penyakit itu.

Penyakit campak terjadi kaitannya dengan gizi buruk. Atau malah anak tidak mau makan karena tubuhnya digerogoti kuman penyebab infeksi. Tak heran jika anak lebih rentan menderita penyakit seperti ini.

BACA JUGA: 8 Keuntungan kalau Anda Rajin Berenang, Salah Satunya Otak Lebih Cerdas

"Dengan penyakit campak, anak tidak makan dan anak sakit. Bisa jadi makanan ada atau tidak belum tentu anak mau makan, karena hilang nafsu makan," ujar Direktur Gizi Masyarakat Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Ir Doddy Izwardy, MA di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (16/1/2018).

Karena itu, anak balita di Kabupaten Asmat dilaporkan meninggal dunia akibat radang paru. Itu merupakan salah satu komplikasi campak yang dialami sekira 63 pasien yang meninggal dunia sejak September 2017.

Dalam etiologi, jelas Doddy, anak bisa menderita satu penyakit karena kurang makan yang mengakibatkan infeksi. Terkait dengan wabah campak, awal mulanya bisa disebabkan karena gizi buruk atau sebaliknya.

"Jangankan penyakit berat seperti campak, penyakit influenza saja anak juga gampang kena kalau susah makan. Karena daya tahan tubuhnya menurun," tambahnya.

 BACA JUGA: Daftar Artis yang Juga Terkena Gangguan Bipolar seperti Dolores O'Riordan

Selain dari faktor gizi, anak yang menderita campak di sana juga karena faktor lingkungan. Mengingat berbagai mikrobiologi mudah berkembang biak di sana, sehingga menyebabkan anak balita terinfeksi penyakit apapun.

"Saya ikuti perkembangannya anak meninggal dunia karena radang paru. Itu juga berkaitan dengan campak," bebernya.

Berdasarkan pemantauan, ada 14.000 anak balita di sana yang selalu diukur berat badan sesuai umurnya. Sayang, ciri khas dari gizi buruk ini bak fenomena gunung es.

Biasanya infeksi sekedar diare saja. Tapi masalah pengaruh lingkungan, anak balita di Kabupaten Asmat rentan menderita campak.

Tak hanya itu, anak-anak di sana juga seharusnya diberikan vitamin A untuk mencegah campak. Tapi pelaksanaannya kurang rutin dengan cakupan sekira 72% saja.

"Seharusnya ada pemberian vitamin A yang hanya 72%. Ada hubungan vitamin A dan campak. Vitamin ini kalau dikonsumsi bisa disimpan di dalam hatinya selama 6 bulan," ungkapnya.

 BACA JUGA: 5 Pasangan "Aneh" Ini Bikin Anda Mikir Harus Segera Cari Jodoh, Biar Tak Iri...

Untuk mencegah perluasan kasus wabah campak, pemerintah telah mengirim logistik serta bantuan tenaga kesehatan. Dari sisi pendekatan masyarakat juga sudah diatur strateginya melalui keuskupan atau pendekatan dari sisi agama yang pasti dipercaya oleh penduduk setempat.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(dno)