Share

Jangan Anggap Remeh, Ini Gejala-Gejala TBC

Pradita Ananda, Jurnalis · Selasa 16 Januari 2018 17:42 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi (Foto: RD)

TIDAK dipungkiri, kebanyakan orang Indonesia masih menganggap batuk bukanlah sebuah kondisi sakit yang serius, atau dengan kata lain jika sedang batuk masih banyak yang menganggap remeh hanyalah sebagai kondisi sakit yang bisa sembuh dengan sendirinya atau bisa diobati hanya dengan obat-obatan dibeli di warung.

Akan tetapi, jangan salah! Batuk pada dasarnya tidak bisa dianggap remeh sebelah mata, karena batuk-batuk ini bisa juga menjadi pertanda bahwa tubuh telah terjangkit penyakit serius, seperti TBC atau Tuberculosis.

Menurut lembar fakta dari Forum Stop TBC Partnership Indonesia (FTSPI) yang diterima Redaksi Okezone, disebutkan di Indonesia sendiri penyakit TBC ini jadi penyakit menular yang paling banyak menyebabkan kematian dan menjadi ancaman berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

 (Baca Juga: 28 Juta Masyarakat Indonesia Menderita Insomnia, Penderitanya Kebanyakan Wanita)

Pada 2016, diketahui terdapat sekitar 274 kasus kematian per hari yang disebabkan oleh penyakit satu ini. Sedangkan menurut laporan dari Global Tuberculosis Report WHO di tahun 2017, Indonesia tercatat sebagai negara kedua dengan penderita TBC terbanyak di dunia, yaitu 1.020.000 jiwa.

Tingkat penderita TBC yang tinggi di Indonesia ini, kurang lebih juga disumbang karena sebagian besar masyarakat umum tidak aware alias tidak mengetahui perihal penyakit TBC ini sendiri. Berangkat dari ketidaktahuan inilah, akhirnya yang menjadikan tingkat upaya pencegahan penyebaran di kalangan masyarakat Indonesia relatif rendah.

Padahal jika mengetahui dengan jelas apa saja gejala penyakit ini, serta bagaimana pencegahan yang bisa dilakukan, tentunya tingkat penderita TBC di Indonesia bisa diturunkan.

"Gejala umum TBC itu mengalami batuk-batuk dalam jangka waktu yang lama, lebih dari dua minggu dan biasanya berdahak. Lalu adanya demam yang hilang dan timbul, demamnya ini tidak terlalu tinggi nanti hilang nanti muncul lagi, sumeng, demam yang tidak jelas penyebabnya. Selain itu, adanya penurunan nafsu makan, enggak mau makan hingga akhirnya terjadinya penurunan berat badan. Jadi kalau ada atau melihat tanda-tanda ini, coba langsung periksa ke dokter" ungkap Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, Sp.P (K) yang ditemui Okezone dalam acara talkshow diskusi kesehatan "Peduli Kita Peduli TBC" di klinik JRC, Gedung PPTI Pusat, Selasa (16/1/2018) di kawasan Jakarta Selatan.

Selain gejala yang dijelaskan di atas, Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, Sp.P (K) menambahkan penyakit TBC ini juga bisa dilihat dari timbulnya keluhan lain seperti timbulnya rasa sesak yang disebabkan karena TBC sudah menyerang paru-paru, dan juga batuk berdarah yang hadir karena organ paru-paru sudah bolong.

 (Baca Juga: Langkah-Langkah Detoks agar Tubuh Kembali Segar di Tahun yang Baru)

Untuk penanganan pertama, Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, Sp.P (K) menyarankan untuk langsung melakukan pemeriksaan ke puskesmas atau rumah sakit.

"Penanganannya, periksa ke puskesmas, atau ke rumah sakit. Pemeriksaan kan gratis, nanti setelah didiagnosa dikasih obat, nah obatnya pun gratis," tambahnya.

Lalu upaya apa yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan agar diri tidak terjangkit penyakit yang proses penyebarannya terjadi melalui udara ini? Untuk mencegah agar tidak terkena TBC ini disebutkan untuk pintar-pintar menjaga sistem imun tubuh dengan istirahat yang cukup dan makan cukup dan bergizi.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(tam)