Share

Amankah Styrofoam untuk Bungkus Makanan? Ini Kata Ahlinya

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Kamis 18 Januari 2018 16:12 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi (Foto: Ildipap)

SIMPANG siur mengenai penggunaan wadah berbahan styrofoam di masyarakat masih terasa sampai sekarang. Masih banyaknya pedagang makanan atau minuman yang menggunakan alat tersebut membuat masyarakat secara tidak langsung masih menggunakannya.

Lain ceritanya ketika Anda berkunjung ke Bandung, Jawa Barat. Di kota itu, Anda dipastikan akan sulit menemukan makanan yang dikemas dalam styrofoam. Pasalnya, pemerintah kota Bandung dengan tekad telah melarang penggunaan styrofoam untuk bungkus makanan. Larangan tersebut tertuang jelas dalam surat edaran Walikota Bandung terhitung dimulai sejak 1 November 2016.

Namun, sebetulnya, tepatkah Pemkot Bandung menerapkan larangan tersebut? Lalu, bagaimana sebetulnya ahli menjabarkan pemakaian styrofoam tersebut?

 (Baca Juga: Bukan Gal Gadot atau Emilia Clarke, Inilah 10 Wajah Wanita Tercantik di Dunia 2017)

Okezone coba menguliknya dari dua narasumber yang berbeda. Mereka adalah Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran Institut Teknologi Bandung (LTPM ITB) Ir. Akhmad Zainal Abidin, M.Sc., Ph.D dan Kasubdit Standarisasi Produk dan Bahan Berbahaya Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM Indonesia Dra. Ani Rohmaniyati, M.Si.

Menurut Ir. Zainal, penggunaan styrofoam tidak dilarang. Pasalnya, ketika menelisik lebih jauh ke kandungan bahan berbahaya di dalamnya yaitu residu stiren, berdasarkan pengamatan timnya, di dalam styrofoam memang mengandung residu itu, tapi konsentrasinya kecil.

"Kandungan residu styrofoam tidak lebih dari 10 ppm, di mana angka tersebut jauh dari batas aman yang menyatakan angka 5000 ppm. Maka dari itu, sebetulnya tidak masalah menggunakan styrofoam," tegasnya saat diwawancarai di Hotel Mulia, Kamis (18/1/2018).

Ir. Zainal melanjutkan, bahkan dapat dikatakan bahwa penggunaan styrofoam itu aman karena bahan tersebut sebetulnya mudah untuk didaur ulang. Hanya saja, memang untuk tindakan daur ulangnya masih belum begitu masif.

 (Baca Juga: 5 Tips Memilih Durian yang Manis & Bertekstur Sempurna)

Bicara mengenai sifat styrofoam itu sendiri, Ir. Zainal menjelaskan bahwa bahan tersebut tahan lama, lunak, ringan, murah, dan serba guna. Kekhawatiran akan masalah kesehatan juga sebetulnya tidak mesti menjadi masalah di sini.

"Karena kadar residunya yang sangat kecil, sebetulnya masyarakat jangan terlalu khawatir untuk menggunakan styrofoam," papar Ir. Zainal menambahkan.

Sementara itu, menurut Dra. Ani, BPOM tidak melarang penggunaan styrofoam untuk menyimpan makanan. Salah satu dasar alasannya adalah kandungan residu stiren di dalam styrofoam dalam batas aman. Hanya saja, Dra. Ani mewakili BPOM menegaskan bahwa penggunaan dalam intensitas yang terlalu sering juga bisa memicu masalah kesehatan lanjutan.

 (Baca Juga: Mengintip Beragam Jenis Fantasi Seks yang Paling Umum di Dunia)

"Kami tidak melarang penggunaan styrofoam untuk kemasan makanan atau minuman, namun kami meminta agar masyarakat lebih cerdas menggunakannya. Sebab, bagaimana pun alat tersebut mengeluarkan residu yang cukup berbahaya bagi kesehatan," tutur Ani.

Ani menambahkan, tidak bisa menampik fakta bahwa banyak dari masyarakat Indonesia yang menggunakan styrofoam lebih dari sekali. Nah, hal semacam itu yang mestinya dihindari bahkan tidak dilakukan sama sekali. Pemakaian yang terus menerus juga bisa memicu masalah kesehatan.

Setelah itu, masyarakat juga mesti sadar bahwa penggunaan styrofoam itu tidak hanya mengkhawatirkan manusia, tapi juga makhluk hidup lain. Pasalnya, styrofoam cukup menjadi masalah yang serius di isu lingkungan. Salah satunya karena styrofoam sulit untuk didaur ulang. Jadi, mau pakai styrofoam atau tidak, Anda sudah bisa menentukannya dengan cerdas sekarang.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(tam)