Share

5 Fakta Mengejutkan dari Penyakit Demam Keong

Dewi Kania, Jurnalis · Minggu 21 Januari 2018 15:53 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi (Foto: Netdoctor)

DEMAM keong merupakan salah satu penyakit langka yang tengah menghebohkan masyarakat Indonesia saat ini. Ada banyak fakta menarik yang bisa dipahami, serta membuat Anda lebih waspada.

Belakangan ini, warga di Provinsi Sulawesi Tengah banyak yang menderita demam keong. Penyakit ini pada dasarnya sejak 35 tahun belakangan sudah jarang dialami masyarakat.

Menteri Kesehatan RI Prof Dr dr Nila F Moeloek SpM(K) mengatakan, prevalensi kejadian demam keong cenderung sedikit, tapi tetap memalukan. Bahkan, WHO menegur Indonesia, karenanya harus segera dikendalikan.

"Meskipun ini penyakit langka, seharusnya Kita semua bisa mencegah dan mengendalikan," ujar Menkes Nila lewat siaran persnya, dikutip situs resmi Kementerian Kesehatan, Sabtu 20 Januari 2018.

Lebih lanjut, ada banyak fakta dari demam keong yang bisa membuat Anda harus waspada. Karena penyakit ini tidak gampang diobati, maka ada baiknya Anda melakukan pencegahan.

Dirangkum Okezone, Minggu (21/1/2018), berikut adalah lima fakta demam keong yang bisa Anda kulik. Simak ulasannya dan waspadai sejak dini.

Penyakit menahun

Demam keong tergolong penyakit menahun yang dampaknya merugikan. Dilaporkan WHO, setiap tahun ada sekira 206,5 juta pasien menderita penyakit ini. Namun, di Indonesia penyakit demam keong baru ditemukan di Provinsi Sulawesi Tengah, sehingga cukup meresahkan warga.

 (Baca Juga: Manfaat Luar Biasa Minum Teh Tanpa Gula Meski Rasanya Pahit)

Penularan lewat cacing dengan perantara keong

Kenapa dinamakan demam keong ya? Dijelaskan Menkes Nila, penyakit ini proses penularan yang terjadi sebenarnya yakni dari cacing. Namun diperantara hewan keong yang tentu hidupnya di persawahan, tanah lembab hingga pemukiman warga yang jorok. Anda harus melakukan banyak cara pencegahan supaya tidak tertular penyakit ini.

Proses penularan

Cacing yang sudah masuk ke dalam perut, akan memakan darah dalam tubuh dan buang air besar ke dalam usus. Permasalahannya adalah jika orang yang terkena penyakit tersebut, siklus penyakitnya sulit hilang.

Terutama jika di daerah Anda masih ada orang yang terbiasa buang air besar sembarangan. Telur-telur dari larva itu dibuang melalui kotoran manusia atau hewan kemudian dia berkembang menjadi ovum.

Bisa dicegah

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah demam keong. Jaga higienitas diri sendiri dan lingkungan. Pergilah menggunakan alas kaki, rajin cuci tangan pakai sabun, memberikan hewan peliharaan kandang yang layak, mencegah lingkungan kotor dan cara yang lain, seperti jangan buang air besar sembarangan.

 (Baca Juga: Bahaya Terlalu Lama Rendam Kantung Teh bagi Kesehatan)

Angka kejadian

Telah dilaporkan ada 28 desa yang mengalami demam keong belakangan ini. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, angka kejadian demam keong pada manusia sekira 0,65%-0,97%. Sedangkan pada hewan hewan ternak dan keong perantara jauh lebih tinggi, masing-masing 1,22%-10,53% dan 5,56%-40%.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(tam)