SEJUMLAH destinasi wisata baru terus bermunculan di Banyuwangi, Jawa Timur, seiring dengan tingginya minat wisatawan yang berkunjung ke kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa tersebut.
Upaya pengembangan objek wisata baru tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, namun masyarakat yang sadar akan potensi wisata terus berinovasi untuk memunculkan ide kreatif dengan mengelola sumber daya alam di sekitar tempat tinggalnya.
Warga Dusun Krajan, Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, di Kabupaten Banyuwangi menyulap sebuah kawasan menjadi destinasi wisata Kampung Primitif yang mengandalkan potensi alam dan menjadi salah satu ikon unggulan desa di selatan kabupaten setempat.
Kampung Primitif merupakan singkatan dari kata Prima dan Inovatif. Gagasan ide tersebut muncul dari anak muda Desa Purwodadi guna mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar dengan mengembangkan potensi alam yang berada di desanya.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sidodadi Subandi Winoto mengatakan anak-anak muda di desa memiliki bakat di bidang taman dan ide kreatif, sehingga untuk mengekspresikan keduanya dibuat sebuah kampung yang identik dengan kehidupan pedalaman atau prasejarah.
"Ide atau gagasan awal kampung primitif lahir dari kreativitas pemuda, sehingga kampung primitif itu merupakan wadah dan ruang ekspresi bagi kami untuk mengembangkan potensi alam yang ada di Desa Purwodadi," katanya.
Menurutnya, masyarakat desa kagum terhadap orang primitif karena antara hati dan perkataannya masih satu, sehingga rasa persatuan, gotong royong, dan perdamaiannya patut dicontoh.
Dalam destinasi wisata Kampung Primitif tersebut juga dikenalkan budaya-budaya Nusantara dengan berbagai pernak-pernik yang bernuansa kehidupan primitif, seperti rumah berbentuk bulat dengan dinding kayu yang beratapkan jerami dan sejumlah kursi yang terbuat dari kayu.
Untuk menuju kawasan wisata Kampung primitif tidaklah sulit karena lokasinya tidak jauh dari Kantor Desa Purwodadi dan saat masuk ke kawasan tersebut, pengunjung wajib menitipkan kendaraannya di lokasi yang disediakan.
Wisatawan harus berjalan kaki beberapa meter di bagian tepi sungai Talang dan suasana Kampung Primitif masih alami karena lokasinya berada di tengah kebun dengan luas 1 hektare.
Saat memasuki objek wisata itu, wisatawan akan disambut dengan tarian anak-anak dan pemuda yang mengenakan dandanan primitif seperti Suku Dayak yang masih dijumpai di sejumlah pedalaman daerah Kalimantan.
Suara kincir air yang berada di sekitar lokasi seolah menyambut setiap wisatawan yang datang, bahkan tidak jarang beberapa pengunjung memilih duduk-duduk sambil menikmati alam di bawah rindangnya pohon-pohon besar dengan udaranya sangat sejuk.
Beberapa warga dan anak-anak yang berdandan ala suku pedalaman juga melakukan sejumlah aktivitas masyarakat primitif, seperti memasak dengan menggunakan kayu bakar dan bermain di sungai untuk mencari ikan.
Dengan mengenakan baju ala Suku Dayak dan wajah yang digambar sesuai dengan adat suku pedalaman, serta ditambah lagi aksesoris penutup kepala dan koteka seakan membuat wisatawan berada di kawasan pedalaman yang sangat primitif.
Wisata kampung primitif tersebut dilengkapi dengan denah wisata, agar para wisatawan yang berkunjung dapat menikmati wahana, serta berkeliling sepuasnya karena keasrian alam membuat suasana semakin sejuk dan betah untuk berlama-lama di sana.
Selain itu, di kampung primitif juga terdapat sungai yang di atasnya terdapat kayu untuk tempat bermain warga kampung primitif, sehingga semakin melengkapi keunikan berbagai kegiatan yang dilakukan warga ala suku pedalaman tersebut.
Pengelola wisata juga tidak menarik tiket masuk kepada wisatawan yang berkunjung ke Kampung Primitif, namun biasanya wisatawan memberikan uang seikhlasnya untuk pengembangan objek wisata yang dikelola masyarakat Desa Purwodadi itu.
Meski belum dibuka secara resmi, destinasi wisata baru itu ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai kota apalagi pada libur akhir pekan, Sabtu-Minggu, sehingga kampung primitif juga terus berbenah demi memberikan kenyamanan kepada pengunjung.
(Baca Juga: Destinasi Wisata Banyuwangi Ini Mirip Negeri Dongeng Alice in Wonderland)
Salah seorang wisatawan Rini Puspita mengaku senang berkunjung ke Kampung Primitif di Desa Purwodadi itu karena selama ini melihat suku adat pedalaman hanya di layar televisi, sehingga keluarganya ingin melihat lebih nyata bagaimana orang pedalaman hidup.
Awalnya ia bersama suami dan dua anaknya penasaran dengan ramainya perbincangan media sosial tentang kampung primitif tersebut, sehingga saat akhir pekan memang sudah dijadwalkan untuk berkunjung ke destinasi wisata baru di Kabupaten Banyuwangi.
Saat berada di sana, perempuan berhijab itu sangat betah untuk berlama-lama karena suasananya sangat asri dan sejuk, serta dapat memberikan edukasi kepada anak-anaknya tentang kehidupan suku adat pedalaman yang menghargai lingkungan dan alam.
Nah, Anda penasaran dengan keunikan Kampung Primitif dengan berbagai kegiatan ala suku pedalaman di Kabupaten Banyuwangi, maka destinasi wisata tersebut bisa menjadi salah satu alternatif bagi liburan anda bersama keluarga tercinta.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya