Share

Salah Kaprah tentang Konsumsi Susu Kental Manis dan Penyajian Susu Bubuk

Annisa Aprilia, Jurnalis · Kamis 25 Januari 2018 12:31 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi (Foto: Stayhomemum)

SELAMA ini sebagian masyarakat Indonesia pasti pernah minum susu kental manis. Susu yang biasanya ditaruh dalam sebuah kaleng dan diminum setiap pagi atau malam sebelum tidur itu ternyata bukanlah susu.

Ya, mencengangkan memang. Pasalnya, setelah direbus dalam air mendidih, susu kental manis justru berubah menjadi karamel, artinya susu kental manis mengandung gula yang banyak lalu dikentalkan.

Meminum langsung susu kental manis dicampur dengan air menjadi sebuah penerapan salah kaprah yang telah lama dilakukan oleh banyak masyarakat Indonesia. Padahal, seharusnya susu kental manis tidak boleh dikonsumsi dengan cara dicairkan dan langsung diminum.

“Susu kental manis bukan untuk bayi dan tidak untuk dikonsumsi dengan cara dicairkan, seperti yang diterapkan oleh kebanyakan orang Indonesia. Kenapa masih dipasarkan? Itu salahkan. Dengan menghadirkan keluarga dalam iklan saja juga sudah jelas salah. Jadi, selama ini masyarakat telah salah menerapkannya,” beber Dr. Damayanti Rusli S, SpAK, PhD, anggota UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik PP IDAI, ketika diwawancarai oleh awak media dalam sebuah kesempatan di Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu.

(Baca Juga: Jangan Malas Makan Sayur, Konsumsi Rutin Kacang Polong dan Brokoli Cegah Obesitas)

Lebih dalam, Dr. Damayanti juga membeberkan, selama ini seharusnya pihak perusahaan susu kental manis menjelaskan pada publik terkait penggunaan produk yang dipasarkannya. Pasalnya, menurut Dr. Damayanti susu kental manis hanya digunakan sebagai tambahan bahan kue dan bukan untuk diminum secara langsung dicampur dengan air.

“Bukan peredarannya dibatasi, tapi pemakaiannya untuk apa mesti dijelasin, ini bukan untuk diminum, tapi untuk campuran makanan begitu loh. Jadi harus diperjelas,” tambahnya.

Penjelasan perihal cara pengonsumsian atau penggunaan susu kental manis penting untuk dilakukan dan perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan. Sebab, di negara lain juga melakukan hal yang sama.

“Karena di negara lain juga begitu, susu kental manis bukan untuk diminum, kok perusahaannya mau laku jadi susu kental manis dibuat satu sendok lalu dicampurkan dengan air, itu salah kan, harusnya nggak boleh menulis begitu dalam kemasannya,” lanjut Dr. Damayanti.

(Baca Juga: Warga DKI Jakarta Masih Banyak yang Kurang Mengerti Gizi, Apa yang Salah?)

Masalah penulisan cara pemakaian pada kemasan, Dr.Damayanti mengatakan hal tersebut seharusnya diatur oleh BPOM. Pasalnya, dari hasil pertemuan yang pernah dihadirinya bersama dengan BPOM mengatakan hal demikian terkait dengan susu kental manis.

Di sisi lain, tidak hanya susu kental manis saja yang harus diperhatikan penggunaannya oleh orangtua. Ada pula susu bubuk yang tidak kalah pentingnya dan dapat membahayakan kesehatan bayi dan anak jika dibuat dengan cara yang salah.

“Yang namanya susu itu menjadi bahaya kalau digunakan pada anak-anak kecil, karena daya tahan tubuhnya tidak baik, susu bubuk apalagi kan tidak steril. Makanya, ketika membuat susu untuk bayi harus dicampurkan air yang sudah dimatangkan, diturunkan suhunya tidak boleh kurang dari 70 derajat celicius, karena kontaminasi mati pada suhu sekian” ungkap Dr. Damayanti.

Aturan membuat susu bubuk harus diketahui oleh setiap ibu dan wanita yang mengurus bayi atau anak, karena susu bubuk menurut Dr. Damayanti tidak steril.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(hel)