Share

Pentingnya Gizi Seimbang pada 1.000 Hari Pertama Kehamilan

Jum'at 26 Januari 2018 12:31 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi

JAKARTA - Kecukupan nutrisi dalam tubuh sangat penting. Dengan asupan makanan yang kaya akan buah dan sayur, tubuh akan mendapatkan berat badan ideal dan tidak mudah terserang penyakit.

Namun, saat ini banyak orang yang kurang memperhatikan kecukupan nutrisi akibat aktivitas padat dan pola hidup yang kurang baik sehingga mudah terserang berbagai macam penyakit, khususnya penyakit tidak menular yang angka kejadiannya semakin besar.

Pakar gizi Dr Juwalita Surapsari MGizi SpGK menegaskan bahwa 1.000 hari pertama saat kehamilan sangat penting karena dalam 1.000 hari tersebut ada gangguan pemenuhan gizi yang berdampak pada kehidupan selanjutnya.

“Anak-anak yang menyusui ASI eksklusif pada masa depan berisiko lebih rendah terkena diabetes, beberapa kanker, hipertensi dibanding anak-anak yang tidak mendapat ASI,” ucap dr Juwalita.

Dia melanjutkan, saat ini di Indonesia banyak kasus kematian disebabkan penyakit menular, seperti diare, ISPA, penyakit infeksi lainnya. “Pada 2015 ternyata penyakit menular sudah lebih sedikit. Sekarang tren penyebab kematian bergeser ke penyakit tidak menular, misalnya stroke, serangan jantung, kanker.

Data Riskesdas menunjukkan, 26,1% orang Indonesia di atas usia 10 tahun kurang aktivitas fisik, duduk berjam-jam di kantor sudah tidak sehat lagi, rekomendasinya adalah setiap 30 menit duduk, paling tidak 3-5 menit harus berdiri dan jalan sebentar karena aliran darah akan lancar kembali, 93,5% orang Indonesia di atas 15 tahun juga kurang konsumsi sayur dan buah,” beber dr Juwalita.

Dia juga memberikan saran bagaimana seharusnya penggunaannya minyak goreng yang saat ini banyak dikonsumsi masyarakat tanpa tahu batasannya, apalagi beberapa sayuran juga cukup sering digoreng.

“Sayur ditumis masih boleh, tapi jangan terlalu lama, sekitar 3 menit, jangan sampai sayurannya layu, jadi hanya untuk melunakkan, karena ada sayur tertentu yang tidak bisa dikonsumsi mentah,” papar dr Juwalita. Menurutnya, idealnya minyak yang dipakai tinggi lemak tidak jenuh.

Carilah minyak yang titik didihnya paling tinggi. Minyak zaitun dan minyak canola adalah contoh minyak yang baik untuk dikonsumsi. “Tapi, minyak seperti ini jika dipanaskan dalam suhu tinggi bisa berpotensi berubah, bisa hanya untuk menumis, tetapi jika tujuannya menggoreng kering, jangan pakai minyak itu, tetap pakai minyak kelapa biasa saja,” ujar dr Juwalita. (koran sindo)

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ris)