Share

5 Kebiasaan yang Sebabkan Perut Buncit, Stres Salah Satunya

Tiara Amalina, Jurnalis · Jum'at 02 Februari 2018 15:51 WIB
$detail['images_title']
Penyebab perut buncit (Foto:Lifextoday)

 

PERUT buncit merupakan hal yang sangat mengganggu. Bagi orang yang mengalami perut buncit, mereka akan mengalami kesulitan ketika melakukan aktivitas karena postur tubuh yang tidak seimbang.

Mempunyai perut buncit juga membuat penampilan seseorang menjadi kurang menarik. Hal yang paling menyeramkan adalah perut buncit dapat memicu kanker, penyakit jantung dan diabetes.

Melansir healthline.com, Jumat (22/2/2018), ada beberapa hal yang menyebabkan perut Anda menjadi buncit, diantaranya:

BACA JUGA:

Tingkatkan Fungsi Otak hingga Sehatkan Kulit, 10 Manfaat Anggur Hitam

Makanan dan minuman yang mengandung gula

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka mengonsumsi terlalu banyak gula melebihi kebutuhan tubuh mereka. Studi observasional telah menunjukkan hubungan antara asupan gula tinggi dan kelebihan lemak perut. Ini mungkin sebagian besar disebabkan oleh kandungan fruktosa tinggi dari gula tambahan. Baik gula biasa dan sirup jagung fruktosa tinggi mengandung fruktosa tinggi.

Gula biasa memiliki fruktosa 50% fruktosa dan sirup jagung fruktosa tinggi memiliki fruktosa 55%. Dalam penelitian terkontrol 10 minggu, orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas yang mengonsumsi 25% kalori karena minuman manis dengan fruktosa pada diet mempertahankan berat badan mengalami penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan lemak di perut. Sebuah studi kedua melaporkan pengurangan pembakaran lemak dan tingkat metabolisme di antara orang-orang yang mengikuti diet fruktosa tinggi serupa.

Meskipun terlalu banyak gula dalam bentuk apapun dapat menyebabkan kenaikan berat badan, minuman bergula biasanya sangat bermasalah. Soda dan minuman manis lainnya memudahkan konsumsi gula dalam jumlah besar dalam waktu yang sangat singkat.

Alkohol

Alkohol dapat memiliki efek sehat dan berbahaya. Bila dikonsumsi dalam jumlah sedang, terutama anggur merah , hal itu dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke Anda. Namun, asupan alkohol yang tinggi dapat menyebabkan peradangan, penyakit hati dan masalah kesehatan lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa alkohol menekan pembakaran lemak dan kelebihan kalori dari alkohol sebagian disimpan sebagai lemak perut.Satu studi menemukan bahwa pria yang mengonsumsi lebih dari tiga minuman per hari 80% lebih mungkin memiliki lemak perut berlebih dibandingkan pria yang mengonsumsi lebih sedikit alkohol. Jumlah alkohol yang dikonsumsi dalam periode 24 jam juga tampak berperan.

Lemak trans adalah lemak tak sehat

Mereka diciptakan dengan menambahkan hidrogen ke lemak tak jenuh agar lebih stabil. Lemak trans sering digunakan untuk memperpanjang umur simpan makanan kemasan, seperti muffin, campuran roti dan kerupuk.Lemak trans telah terbukti menyebabkan peradangan . Hal ini dapat menyebabkan resistensi insulin , penyakit jantung dan berbagai penyakit lainnya. Ada juga beberapa penelitian hewan yang menunjukkan bahwa diet yang mengandung lemak trans dapat menyebabkan kelebihan lemak perut.

 BACA JUGA:

10 Cara Atasi Perut Buncit, Nomor 1 Paling Joss Hilangkan Lemak

Tidak aktif

Gaya hidup tak menetap adalah salah satu faktor risiko kesehatan yang paling buruk. Selama beberapa dekade terakhir, orang pada umumnya kurang aktif.

Hal ini mungkin berperan dalam meningkatnya tingkat obesitas, termasuk perut buncit. Sebuah survei besar dari tahun 1988-2010 di AS menemukan bahwa ada peningkatan yang signifikan dalam ketidakaktifan, berat badan dan ketebalan perut pada pria dan wanita. Studi observasional lainnya membandingkan wanita yang menonton TV lebih dari tiga jam per hari untuk mereka yang menonton kurang dari satu jam per hari. Kelompok yang menonton TV lebih banyak memiliki risiko dua kali lipat dari "obesitas perut parah" dibandingkan kelompok yang kurang menonton TV.

Satu studi juga menunjukkan bahwa ketidakaktifan berkontribusi dalam mengembalikan lemak perut setelah menurunkan berat badan. Dalam penelitian ini, periset melaporkan bahwa orang yang melakukan resistansi atau latihan aerobik selama 1 tahun setelah kehilangan berat badan mampu mencegah lemak perut kembali, sementara mereka yang tidak berolahraga memiliki peningkatan lemak perut 25-38%.

 

Stres dan Kortisol

Kortisol adalah hormon yang penting untuk bertahan hidup. Ini diproduksi oleh kelenjar adrenal dan dikenal sebagai "hormon stres" karena membantu tubuh Anda untuk meningkatkan respons stres. Sayangnya, hal itu bisa menyebabkan kenaikan berat badan bila diproduksi secara berlebihan, terutama di daerah perut.

Pada kebanyakan orang, stres mendorong makan berlebih. Tapi bukannya kelebihan kalori yang tersimpan sebagai lemak di sekujur tubuh, kortisol mempromosikan penyimpanan lemak di perut. Menariknya, wanita yang memiliki pinggang besar sebanding dengan pinggulnya akan mengeluarkan lebih banyak kortisol saat stres.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ndr)