UKURAN tubuh yang tinggi atau pendek bukan semata terkait estetika. Pada anak, pertambahan tinggi badan yang normal merupakan salah satu indikator keberhasilan tumbuh kembangnya anak.
Namun, tak setiap orang beruntung memiliki fisik dengan tubuh semampai bak model. Pasalnya tak sedikit orang Indonesia yang justru berpostur pendek. Biasanya, kebanyakan dari mereka pasrah saja karena menganggap warisan genetika pendek dari orangtua dan tak bisa diubah.
BACA JUGA:
Memang salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan tinggi badan adalah genetika. Namun, hal tersebut bukan satu-satunya jaminan. Sehingga para orangtua yang memiliki postur tubuh pendek namun menginginkan anaknya tumbuh tinggi sejatinya masih memiliki harapan.
Ya, diungkapkan oleh spesialis gizi klinik, dr Cindy Pudjiadi, MARS, MS, SpGK, orangtua masih bisa mengupayakan pertumbuhan tinggi anak hingga sang anak tak bisa lagi dikategorikan sebagai anak yang pendek.
“Memang biasanya yang disalahkan adalah secara genetik. Jadi, saya sering mendapati orang seperti itu. Orangtua datang ke saya, tubuhnya tidak terlalu tinggi. Kalau nutrisinya tidak dimaksimalkan memang anaknya akan mirip orangtuanya. Tapi, kalau nutrisinya kita maksimalkan terus, dari kecil, aktivitas fisiknya juga kita maksimalkan terus dengan nutrisi yang bagus, anak tersebut bisa jauh lebih tinggi ketimbang orangtuanya, meski gen-nya pendek,” tutur wanita yang akrab disapa Cindy, di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu 7 Februari 2018.
Nutrisi yang dimaksud Cindy meliputi kandungan karbohidrat, protein, vitamin, mineral, serta asupan susu. Selain melalui asupan nutrisi yang seimbang, anak-anak juga perlu melakukan aktivitas fisik berupa olahraga.
Melalui olahraga pertumbuhan tinggi badan akan semakin optimal. Tak hanya itu, olahraga juga mendukung pertumbuhan dan kepadatan tulang, serta mencegah obesitas yang memengaruhi pertumbuhan.
Sayang, banyak anak usia sekolah yang meninggalkan aktivitas fisik lantaran sudah dimanjakan dengan kehadiran gadget. Padahal, olahraga bantu mengoptimalkan pertumbuhan tinggi badan.
"Anak-anak sekarang suka lupa olahraga. Aktivitasnya sudah banyak, belum kalau sedang hujan ditambah kehadiran game di gadget bikin malas gerak. Zaman sekarang hanya jari jempolnya yang gerak," tambah Cindy.
BACA JUGA:
“Olahraga yang bikin tinggi adalah yang menapak. Jadi, tidak cukup hanya dengan bersepeda, tapi bisa lari, main basket, lompat tali, dan lainnya. Dibandingkan renang, olahraga ini bisa merangsang tinggi,” tutup wanita dua anak tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
(dno)