Share

Bermalam di Lhok Mata Ie, Pantai Tersembunyi di Pegunungan Desa Ujoeng Pancu Aceh Besar

Khalis Surry, Jurnalis · Minggu 11 Februari 2018 16:28 WIB
https: img.okezone.com content 2018 02 11 406 1857957 bermalam-di-lhok-mata-ie-pantai-tersembunyi-di-pegunungan-desa-ujoeng-pancu-aceh-besar-kF4UpEirBK.jpeg Pantai Lhok Mata Ie di Aceh Besar (Foto:Khalis)

MALAM itu, udara dingin begitu membekap. Bulan tampak sempurna menerangi bumi. Gemuruh ombak memadati indra pendengar, seakan-akan mereka sedang berkejaran. Petikan senar gitar bersumber dari tenda kemah tetangga membuat suasana begitu mengasyikkan.

Pelbagai lagu-lagu Indonesia beraliran pop bergantian mereka nyanyikan. Bibir kami pun ikut nimbrung mengikuti lirik lagu itu, sembari menunggu gulai bebek kami matang dan siap untuk disantap. Kala itu, Okezone sedang menikmati ketentraman alam di wisata Lhok Mata Ie beberapa waktu lalu. Dalam bahasa Indonesia Lhok Mata Ie adalah tempat keluar mata air.

Itulah Aceh. Terkenal dengan kekayaan alam yang tak pernah melimpah. Mulai hasil dari dalam perut bumi hingga dasar lautan. Di samping semua itu, Aceh juga menyimpan destinasi wisata yang dapat memanjakan mata, baik di pantai bahkan destinasi yang masih bersembunyi di selimuti hutan. Sama halnya seperti Lhok Mata Ie ini, pantai yang tersembunyi di balik pegunungan di Desa Ujoeng Pancu, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar.

BACA JUGA:

Menyusuri Sungai Kapuas, Menggali Lebih Dalam Sejarah Kota Pontianak

Destinasi wisata ini begitu eksotis. Lhok Mata Ie direkomendasikan menjadi salah satu tempat yang paling tepat untuk menghilangkan rasa penat dari kebisingan kota, ketika tiba libur akhir pekan .

Selain menawarkan kondisi alamnya yang masih asri, pengunjung juga bisa bermandian, sambil bercanda dengan rekannya. Apa lagi, di sisi tebing yang ada di pantai tersebut terdapat ruang yang bisa digunakan untuk melompat dengan gaya bebas, menghempaskan badan ke dalam laut.

Selain bersantai menikmati angin sepoi-sepoi, bagi Anda yang hobi memancing, tempat ini juga salah satu tujuan yang tepat. Selama ini telah banyak masyarakat setempat dan para wisatawan yang datang membawa alat pancing. Anda bisa memancing dari atas bebatuan yang ada di pinggir pantai tersebut. Biasanya, jenis ikan karang yang banyak menjadi hasil tangkapan mereka.

"Kalau tahu kayak gini (tempatnya bisa mancing) bawa pancingan aku,” kata Ikhsan, pengunjung yang mengaku baru pertama sekali ke Lhok Mata Ie.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menuju ke tempat wisata Lhok Mata Ie, wisatawan membutuhkan waktu sekira 40 menit berjalan kaki agar bisa berada di salah satu alam di Aceh yang masih jauh dari sentuhan tangan nakal manusia ini. Perjalanan yang ditempuh cukup menguras tenaga. Rasa letih pun terasa ketika kami dipaksa untuk melewati medan yang menanjak dan turun gunung. Apalagi, ketika kami harus membawa beban yang berat, seperti air mineral dalam jumlah banyak, dan perlengkapan perkemahan lainnya.

Namun, semua kucuran keringat itu terbayar puas ketika kami mulai menginjakkan kaki di pasir yang putih. Angin yang sepoi-sepoi, gemuruh ombak berkejaran, dan suara para pengunjung yang ceria ketika melompat dari sisi tebing. Tak mau berlama-lama, kami pun berswafoto mengabadikan kebersamaan di Lhok Mata Ie.

Sebelum berjalan kaki, dari Kota Banda Aceh, pengunjung menempuh jarak 15 kilometer untuk sampai di desa setempat, menggunakan sepeda motor. Kemudian, pengunjung harus memarkirkan kendaraanya di tempat penitipan yang sudah disediakan. Di sebuah rumah yang berada di samping kandang ayam petelur di desa setempat, berukuran 4x5 meter persegi yang memiliki halaman dengan luas sekira setengah lapangan sepak bola.

“Satu motor lima ribu (rupiah). Kalau mobil (roda empat) berapa ikhlas dikasih sama pengunjung,” kata Sulaiman, penjaga parkir.

BACA JUGA:

Berwisata ke Yogyakarta Bakal Semakin Asyik dengan Becak Online

Sulaiman merupakan warga desa setempat. Semenjak Lhok Mata Ie mendapatkan izin untuk dikunjung masyarakat umum ia memanfaatkan pondoknya menjadi tempat penitipan sepeda motor. Beberapa tahun pasca tsunami Aceh, katanya, Lhok Mata Ie tidak diberi izin untuk dikunjungi perempuan, hanya khusus pria, mengingat akses untuk ke wisata tersebut harus melewati gunung. Akan tetapi kini, bagi kaum hawa sudah dapat menikmati panorama yang memanjakan mata yang ditawarkan Lhok Mata Ie.

“Tapi (perempuan) tidak boleh nginap. Boleh pergi tapi harus pakai jasa pemandu dari orang kampung satu orang. Bayar pemandu 100 ribu (rupiah) sekali mendaki," ujarnya.

Wisata Lhok Mata Ie bebas dikunjungi kapan saja, namun tidak dibolehkan untuk menginap pada Kamis malam dan Jumat. Kata Sulaiman, hal itu telah menjadi aturan di desa setempat, tidak mengizinkan pengunjung menginap pada malam Jumat. “Paling banyak orang nginap itu malam Sabtu dan hari Minggu,”pungkasnya.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini