Share

Usai Disuntik Vaksin Difteri, Puluhan Santri di Madura Sakit Massal

Agregasi Antara, Jurnalis · Minggu 11 Februari 2018 14:46 WIB
$detail['images_title']

PULUHAN santri Pesantren Al-Falah Sumber Gayam, Pamekasan, Jawa Timur, tiba-tiba sakit setelah disuntik vaksin difteri.

Mereka mengaku pusing, mual dan muntah-muntah seperti gejala keracunan makanan dan tubuhnya panas, bahkan ada yang diantara mereka yang sempat pingsan, sehingga harus dilarikan ke sejumlah Puskesmas di Pulau Madura.

Berdasarkan hasil pendataan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan hingga Minggu siang pukul 12.30 WIB tercatat sebanyak 46 santri dari sebelumnya hanya 30 santri pada pukul 09.30 WIB.

"Hingga siang total jumlah santri yang sakit dan terpaksa menjalani perawatan di puskesmas dan RSUD Pamekasan sebanyak 46 orang," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Pemkab Pamekasan Ali Maksum di Pamekasan, Minggu (11/2/2018).

Santri yang mengalami sakit secara massal ini merupakan santri yang disuntik Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri oleh petugas medis dari Puskesmas Kadur, Sabtu (10/2).

Para orang tua para santri terus berdatangan ke pondok pesantren itu, bahkan beberapa diantaranya terlihat panik dan histeris, karena melihat anaknya lemas terkulai di Puskesmas Kadur.

Sekretaris Dinkes Pamekasan Ali Maksum mengakui, kejadian ini termasuk peristiwa luar biasa, dan salah satu penyebabnya karena trauma psikologis. Sebab, setelah dilakukan observasi, hampir semua santri yang dirawat kondisinya bagus.

"Tensinya bagus, suhunya bagus, kesadaran umumnya bagus. Karena trauma psikologis itu mungkin temannya banyak yang pingsan akhirnya yang lain trauma," katanya, menjelaskan.

Ali Maksum menjelaskan, imunisasi difteri di Pesantren Sumber Gayam, Kadur itu merupakan rangkaian program Outbreak Response Immunization (ORI) dengan sasaran balita hingga anak berusia 19 tahun.

Dia menjelaskan, kasus santri sakit massal ini masuk kategori kejadian ikutan pasca imunisasi (IPI). "Sebab efek imunisasi ini, memang menyebabkan anak seperti mengalami keracunan, seperti mual, dan muntah, akan tetapi hanya akan berlangsung sesaat dan tidak akan menimbulkan bahaya bagi tubuh," katanya.

Efek imunisasi ini, sambungnya, memang menyebabkan anak seperti mengalami keracunan, seperti mual, dan muntah, akan tetapi hanya akan berlangsung sesaat dan tidak akan menimbulkan bahaya bagi tubuh.

(Baca Juga: Vaksin Difteri Haram? Begini Penjelasan Imam Besar Masjid Istiqlal)

Selain itu, daerah bekas suntikan terasa sakit, bengkak dan kemerahan, mengalami demam tinggi. Kadang bisa sakit perut dan diare. Anak juga bisa menjadi rewel, nafsu makan menurun dan lemas. "Tapi, hasil koordinasi kami dengan petugas medis, kondisinya terpantau stabil," ujar Ali Maksum.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Lantaran itu dia meminta para wali santri tidak panik terkait kondisi itu. Maksum menilai, kasus yang menimpa para santri itu, juga bisa dimungkinkan karena faktor psikologis.

Sebab, menurut dia, saat pelaksanaan ORI Difteri yang digelar di Pesantren Sumber Gayam, Kadur, Sabtu (10/2) memang sudah ada beberapa yang langsung demam. "Mungkin, karena adanya temannya yang sakit itu, maka santri lainnya yang juga disuntik difteri kemarin, juga merasa takut dan shock," ujarnya, menjelaskan.

Dia juga membenarkan bahwa santri yang sakit secara tiba-tiba itu, kini tidak hanya dirawat di Puskesmas Kadur, akan tetapi juga di Puskesmas Larangan, bahkan sebagian ada yang terpaksa dirujuk ke RSUD Pamekasan.

"Tapi, berdasarkan hasil koordinasi terakhir para santri dirawat, baik di Puskesmas Kadur, Larangan, maupun di RSUD Pamekasan kondisinya kini sudah lebih baik," kata Ali Maksum, menjelaskan.

Pada Minggu pagi, puluhan santri dari Pondok Pesantren Sumber Gayam, Kadur, Pamekasan, Madura, tiba-tiba mengalami demam tinggi, muntah-muntah, sehingga harus dirujuk ke dua puskesmas terdekat, yakni Puskesmas Kadur dan Puskesmas Larangan, bahkan sebagian harus dirujuk ke RSUD Pamekasan.

Di Puskesmas Kadur, jumlah santri yang menjalani perawatan sebanyak 18 orang, dan puluhan santri lainnya menjalani peratawan di Puskesmas Larangan dan sebagian di RSUD Pamekasan.

(Baca Juga: 5 Profesi yang Wajib Disuntik Vaksin Difteri, Salah Satunya Guru!)

1
2