Share

Bandara Maratua, Gerbang Pariwisata Pulau Terluar Indonesia, Siap Digunakan

Agregasi Antara, Jurnalis · Kamis 22 Februari 2018 14:13 WIB
https: img.okezone.com content 2018 02 22 406 1863140 bandara-maratua-gerbang-pariwisata-pulau-terluar-indonesia-siap-digunakan-lkhM72MImF.jpg (Foto: Ilustrasi Dok Okezone)

TERBENTANG sepanjang 1.600 meter, landasan pacu Bandara Maratua sejajar dengan garis pantai nan biru di salah satu pulau terluar itu.

Pulau Maratua masuk ke dalam salah satu pulau terluar di antara 92 pulau terluar yang dimiliki Indonesia, selain Pulau Miangas, Pulau Anambas, dan lainnya.

Keberadaan Bandara Maratua bukan hal baru. Bandara yang terletak di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, itu sudah siap diresmikan sejak 2015. Namun, peresmian yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo kembali mundur dan direncanakan pada akhir Februari 2018 ini.

Padahal keberadaanya sangat ditunggu-tunggu, bukan hanya sebagai tempat lepas landas dan mendarat pesawat, tetapi juga salah satu roda penggerak perekonomian daerah.

Dengan peningkatan pergerakan orang dari dan ke Maratua, memberikan stimulus kepada warga setempat untuk mengembangkan sektor pariwisata seiring bertambahnya wisatawan yang datang, kuliner, kerajinan tangan dan sebagainya.

Kepala Satuan Pelaksana Bandara Maratua Budi Sarwanto mengatakan rencananya Presiden Joko Widodo akan meresmikan Bandara Maratua pada Februari 2018. "Sebetulnya Bandara Maratua sudah siap diresmikan sejak 2015, secara teknis sudah siap dioperasikan," katanya.

Bandara Maratua dibangun sejak 2008 yang dimulai dengan penetapan lokasi, kemudian pada 2009 disusun rencana induk (master plan), pada 2010 studi analisis dampak lingkungan (amdal) 2011 pembebasan lahan, selanjutnya pada 2012 pelapisan inti lahan untuk landasan pacu dan 2013 dimulai berlanjut pelapisan inti landasan pacu.

Pada 2015, pembangunan sisi udara berlanjut dibangun oleh Kementerian Perhubungan, yaitu pembangunan apron 70 meter x 100 meter serta jalur penghubung dari apron ke landasan pacu (taxiway) 75 meter x 15 meter senilai Rp38 miliar.

"Untuk pembangunan landasan pacu di sini memang biayanya mahal karena memang kondisi lahannya itu bukan tanah, tetapi batu karang jadi butuh penimbunan yang banyak," katanya.

Saat ini, kondisi total landasan pacu yang sudah diaspal, yaitu 1.720 meter setelah dilakukan perpanjangan 200 meter oleh Pemerintah Kabupaten Berau dan 100 meter oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Sumber pembiayaan merupakan gabungan dari tiga sumber pembiayaan, yaitu APBN dari Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, kemudian APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan APBD Pemerintah Kabupaten Berau.

Pembangunan berlanjut pada 2014 dilakukan pembangunan landasan pacu yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui APBD.

Rincian pembiayaannya, yaitu APBN Tahun Anggaran 2014-2016 Rp101,64 miliar, APBD Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011-2016 Rp65,34 miliar, APBD Kabupaten Berau Tahun Anggaran 2014-2016 Rp27 miliar.

Budi menyebutkan terdapat sumber pembiayaan dari APBD hanya sampai 2016, sementara itu untuk pembangunan 2017 seluruhnya murni dari APBN. Pembangunan bandara pada 2017, meliputi penyempurnaan landasan pacu sisi kanan dan kiri, sehingga total biaya dari APBN dari 2008 hingga 2017, yaitu Rp112,72 miliar.

(Baca Juga: Ingin Turunkan Berat Badan? Ini Waktu Tepat Konsumsi Nasi agar Tidak Mudah Gemuk)

Dari segi fasilitas, bandara yang menjadi titik penghubung antarpulau tersebut memiliki kapasitas sisi darat atau terminal seluas 750 meter persegi yang bisa menampung 36.000 penumpang per tahun.

Kemudian terdapat gardu listrik, lahan parkir 1.224 meter persegi, jalan akses 354 meter persegi, menara pengatur lalu lintas udara (ATC), Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) dan lainnya.

(Baca Juga: Cegah Disfungsi Ereksi, Pria Bisa Coba 5 Pose Yoga Ini)

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Pintu Gerbang Pariwisata

Wakil Bupati Berau Agus Tantomo menilai Bandara Maratua merupakan pintu gerbang pariwisata bukan hanya di Maratua, melainkan pulau-pulau lainnya di Kabupaten Berau, seperti Pulau Derawan, Sangalaki, Kakaban dan Nabuko.

Karena posisi Maratua ini sebagai pulau terluar, pertama jelas keberadaan bandara ini dirasakan masyarakat setempat. “Dengan dibukanya bandara, akan bertumbuh resor-resor untuk menyewa pesawat membawa wisatawan, seperti Garuda yang rutin membawa wisawatan Eropa ke sini, sangat jelas manfaatnya,” katanya.

Melihat dari kondisi bandara itu sendiri, Agus menilai Bandara Maratua sudah siap untuk diresmikan karena memang sejumlah maskapai sudah beroperasi, seperti Garuda Indonesia untuk penerbangan carter Balikpapan-Maratua dan sebelumnya Susi Air sebagai penerbangan perintis dengan frekuensi penerbangan seminggu sekali untuk rute Berau-Maratua.

Namun, saat ini lelang masih berlanjut untuk penerbangan perintis yang nantinya akan dioperasikan di Bandara Maratua. Untuk akses pendukung, dia mengatakan saat ini tengah proses penyelesaian untuk akses jalan yang seluruhnya teraspal sepanjang 35 kilometer dan menyambungkan empat kampung yang ada di Pulau Maratua, seperti Payung-payung, Bohe Silian, Teluk Harapan dan Teluk Alulu. "Insya Allah tahun ini selesai, pengerjaannya sudah sejak dua tahun lalu oleh Pemda," katanya.

Adapun untuk transportasi darat, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Berau Abdul Rahman mengatakan tahun ini mendapatkan bantuan empat bus dari Kementerian Desa, Pembangunan Darah Tertinggal dan Transmigrasi.

Empat bus tersebut akan menghubungkan bandara dengan empat kampung di Pulau Maratua dan diharapkan bisa membantu mobilitas, baik warga setempat maupun wisawatan.

“Kementerian Desa mengalokasikan dana moda transportasi dan kami arahkan untuk di Pulau Maratua, untuk melayani masyarakat di sini juga untuk melayani wisatawan,” katanya.

(Baca Juga: 5 Cara Bikin Ukuran Kelamin Pria Tambah Besar Tanpa Operasi)

Dia mengaku dengan adanya Bandara Maratua merupakan kebanggaan karena terdapat bandara di pulau terluar Kabupaten Berau dan masyarakat menyambut baik keberadaan bandara tersebut.

Pihaknya berharap bandara ini segera diresmikan karena agar ada gaung ke masyarakat luas dan menarik banyak wisatawan untuk datang ke Maratua. Menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat karebna memiliki bandara di pulau terluar, di pulau-pulau lain belum tentu ada seperti ini dan menjadi harapan juga bagi masyarakat.

Lebih dari Bandara

Kepala Urusan Pembangunan Kampung Payung-payung Ahmad Yani berharap bandara bukan hanya sekadar tempat keluar masuknya wisatawan, tetapi juga sebagai tempat untuk memasarkan produk-produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) warga setempat.

Selama ini, lanjut dia, produksi kerajinan atau makanan telah lama bergerak di Maratua dan banyak juga pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh sejumlah kementerian.

Namun, Ahmad mengaku masyarakat kesulitan untuk memasarkan produk hasil usaha kecil menengah (UKM) tersebut karena terhambatnya pengiriman terkendala cuaca apabila terdapat gelombang besar.

“Dengan adanya Maratua ini saya berharap bisa berkontribusi langsung ke masyarakat. Saya minta ke pemerintah pusat menyediakan tempat untuk masyarakat memasarkan produknya,” katanya.

Menurut dia, bandara merupakan tempat yang strategis karena bukan hanya pergerakan orang, melainkan pergerakan ekonomi juga terjadi di sana.

Bandara ini merupakan tempat yang strategis, orang-orang, pengunjung pasti akan lihat, walaupun tidak beli pada awalnya, setidaknya produk kami dikenal dulu, katanya.

Menurut dia, Bandara Maratua bisa menjadi ruang agar keberlangsungan kegiatan UKM masyarakat setempat agar tidak terhenti. Kerajinan tersebut di antaranya kalung dan gelang dari batok kelapa juga kuliner yang terbuat dari ikan, seperti kerupuk dan abon.

“Dari segi kemampuan, masyarakat di sini sudah bisa bersaing, hanya saja tidak ada ruang agar pemasaran ini tidak mentok, juga agar ada struktur harga yang pasti. Saat ini orang asal saja kasih harga. Ini kan tidak bagus,” katanya.

Sehingga, peran bandara bukan hanya sebagai pusat perpindahan wisatawan tetapi juga penggerak perekonomian daerah yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini