Share

Sering Terbangun Mendadak di Malam Hari Melipatgandakan Risiko Serangan Jantung

Helmi Ade Saputra, Jurnalis · Rabu 28 Februari 2018 19:26 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi (Foto: Thesun)

SANGAT sedikit dari kita beruntung bisa tidur semalaman. Karena, sebuah studi memperingatkan bahwa sering terbangun di tengah malam hari melipatgandakan risiko serangan jantung yang mematikan.

Hal ditemukan ilmuwan Jepang yang mengikuti kebiasaan tidur hampir 13.000 OAPs. Para ilmuwan menemukan, orang-orang yang terbangun di tengah malam 99 persen lebih berisiko menjadi korban serangan jantung dan 37 persen terkena stroke.

Gejala lain dari tidur yang buruk juga terkait dengan peningkatan kemungkinan penyakit jantung iskemik-istilah medis untuk serangan jantung atau angina berat (nyeri dada akibat kurangnya darah dan oksigen yang menuju jantung).

Selain itu, orang-orang yang terbangun lebih dari setengah jam memiliki 52 persen peningkatan risiko. Kemudian, mereka yang tidur kurang dari 6 jam semalam 24 persen lebih mungkin terkena serangan jantung.

Para ilmuwan mengatakan tidak jelas apakah gangguan tidur benar-benar memicu masalah jantung, atau apakah itu adalah gejala yang mendasari bahwa Anda tidak sehat. Tapi, bagaimanapun, mereka mengatakan dokter umum harus sadar bahwa orang dewasa paruh baya yang memiliki masalah kesulitan tidur memiliki risiko lebih besar.

"Hasil penelitian kami mendukung hipotesis bahwa penurunan kualitas tidur dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular. Kurang tidur pada pasien dengan penyakit jantung iskemik dapat ditandai dengan tidur yang lebih singkat dan terbangun tengah malam," jelas peneliti utama Dr Nobuo Sasaki dari Universitas Hiroshima, Rabu (28/2/2018).

Dr Sasaki mengatakan, temuan tersebut mungkin karena kurang tidur-terutama stres bangun di malam hari-mengganggu denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah. Hal ini ternyata menimbulkan ketegangan pada jantung.

Sebelumnya, penelitian di Amerika Serikat menemukan, orang dewasa yang terbangun di malam hari berisiko 29 persen mengalami detak jantung yang tidak teratur atau aritmia. Selain itu, masalah tidur juga dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker, obesitas, diabetes dan Parkinson.

"Tidur yang terganggu atau berkualitas buruk dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan pelepasan bahan kimia yang terkait dengan pembengkakan jantung-yang semuanya membuatnya tertasa tertekan," ujar Profesor Metin Avkiran selaku Direktur Medis Associate di British Heart Foundation.

Dia menyarankan untuk membuat perubahan gaya hidup, seperti mengonsumsi makanan seimbang yang sehat, mengurangi asupan alkohol, serta mengelola tingkat stres. "Semuanya akan membantu memberi Anda kesempatan terbaik untuk istirahat malam yang nyenyak," pungkasnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(hel)