Share

Ini Dampak Buruk Kesehatan Bila Melewatkan Sarapan

Utami Evi Riyani, Jurnalis · Rabu 28 Februari 2018 20:29 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi

KEBIASAAN sarapan di kalangan masyarakat Indonesia dibanding makan siang dan makan malam masih tergolong rendah. Menurut Naskah Akademik Pekan Sarapan Nasional, PERGIZI PANGAN Indonesia 2012, prevalensi tidak biasa sarapan pada anak dan remaja bisa mencapai angka 17%-59% dan pada orang dewasa 31.2%.

Hasil analisis data konsumsi pangan Riskesdas 2010 pada 35.000 anak usia sekolah bahkan menunjukkan hampir separuh (44.6%) anak usia sekolah yang sarapan hanya memperoleh asupan energi kurang dari 15% kebutuhannya saat sarapan, yang seharusnya 15-30% kebutuhan.

Lalu apa dampaknya bila kita melewatkan sarapan? Tubuh hanya akan mendapatkan asupan gizi yang rendah. Karena sarapan disebut memiliki gizi penting yang tidak bisa diganti dengan gizi dari jadwal makanan lainnya. Dampak lainnya adalah cenderung tidak bisa mengontrol nafsu makan dibanding individu yang rutin sarapan pagi. Kemudian seseorang yang melewatkan sarapan juga akan memiliki Indeks Massa Tubuh yang lebih tinggi (IMT) dibandingkan individu yang rutin sarapan.

 (Baca Juga: Seperti Tina Toon, 2 Orang Ini Pernah Dilarang Masuk Restoran Karena Pakaian yang Dikenakan)

Selain itu, Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia Hardinsyah mengatakan bahwa melewatkan sarapan akan berdampak serius pada perkembangan kognitif anak. Anak-anak yang tidak sarapan memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah dibandingkan individu yang rutin sarapan.

Banyak alasan mengapa sarapan tidak sepopuler waktu makan lainnya. Beberapa alasan yang dikemukakan adalah perasaan mual di pagi hari hingga tidak ada waktu untuk sarapan. Untuk mengakali hal ini, Anda bisa menjaga asupan gizi anak dengan segelas susu.

 

Kebiasaan sarapan sehat juga telah menjadi kebijakan pemerintah untuk mewujudkan Gizi Seimbang, dan merupakan pesan ke-6 dalam Pedoman Gizi Seimbang yaitu 'Biasakan Sarapan' yang tercantum dalam PERMENKES nomor 41 tahun 2014. Setiap tahunnya di bulan Februari Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia menggelar Pekan Sarapan Sehat sebagai puncak momen kampanye dan edukasi untuk mendorong masyarakat menerapkan pesan membiasakan sarapan sebagai bagian dari upaya mewujudkan gizi seimbang.

  (Baca Juga: 7 Fakta tentang Stryrofoam yang Bikin Anda Tercengang)

Hardinsyah juga mengatakan, "Setiap tahun PERGIZI PANGAN Indonesia memperingati Pekan Sarapan Nasional (PESAN) untuk mendorong masyarakat menerapkan gizi seimbang melalui pesan membiasakan sarapan. Kami menyambut baik dukungan dari berbagai pihak termasuk dari Frisian Flag Indonesia yang mengangkat tentang pentingnya sarapan sehat bagi kesehatan dan kecerdasan,” ucap Hardinsyah dalam siaran pers Kampanye #SemangatPagi yang diterima Okezone, Rabu (28/2/2018).

 

Selain baik untuk kesehatan fisik, sarapan sehat juga memberikan manfaat bagi kesehatan mental. Kebiasaan sederhana sarapan sambil minum susu dapat menjadi perekat untuk membangun ikatan keluarga.

Psikolog yang juga Ibu dari dua anak Anita Chandra, M.Psi sepakat bahwa kebiasaan baik meluangkan waktu berkumpul saat sarapan dan minum susu bersama perlu dipupuk sejak dini. Ia juga mengatakan bahwa waktu di pagi hari seperti sarapan bersama menjadi medium baik untuk mengajarkan kebiasaan baik dan memberikan waktu berkualitas antar anggota keluarga. Dengan permulaan yang baik dan sehat, anak akan mempunyai fondasi kuat untuk hidup sehat dan percaya diri.

  (Baca Juga: Ini Pentingnya Kombinasi Olahraga untuk Kebugaran Tubuh!)

"Sebagai seorang ibu, saya tahu betul betapa repotnya menyiapkan sarapan berkualitas. Kebiasaan minum susu membantu pemenuhan gizi anak dan keluarga serta membiasakan keluarga untuk mempunyai gaya hidup sehat. Kebiasaan sehat adalah modal utama membangun keluarga kuat, baik secara fisik mau pun mental,” jelas Anita.

Sementara itu, Andrew F. Saputro selaku Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia mengatakan tingginya angka prevalensi tidak biasa sarapan serta konsumsi susu masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah (12 liter/orang/tahun) menjadi alas an timbulnya kampanye ini.

“Kampanye #SemangatPagi ingin menyampaikan bahwa kebiasaan sehat merupakan pilihan yang mudah bagi anak-anak dan orang tua, yang akan membantu membentuk generasi kuat dan sehat di masa depan,” ujar Andrew.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(tam)