Share

Berdampak Fatal, Ibu Hamil Patut Mewaspadai Penularan Bakteri Listeria dari Rock Melon

Helmi Ade Saputra, Jurnalis · Kamis 08 Maret 2018 13:23 WIB
$detail['images_title']
Ilustrasi (Foto: Mirror)

WABAH bakteri listeria di Australia yang membuat 3 orang meninggal dunia setelah mengonsumsi rockmelon terkontaminasi, membuat Indonesia waspada. Pemerintah Indonesia telah membatasi impor rockmelon atau melon asal Australia untuk mencegah penyebaran bakteri listeria.

Perlu diketahui, Listeriosis disebabkan oleh mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri yang disebut Listeria monocytogenes. Ini adalah penyakit jarang terjadi, tapi bisa mematikan jika menyebabkan septikemia (keracunan darah) atau meningitis (radang selaput di sekitar otak).

Karena itu, hampir semua orang bisa terinfeksi bakteri listeria. Tapi, ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi terkena listeriosis.

Wanita hamil adalah kelompok khusus yang berisiko tinggi terkena listeriosis. Mekanisme yang mendasari mengapa wanita hamil rentan terhadap listeriosis belum dipahami dengan baik, tetapi diperkirakan bahwa sistem kekebalan tubuh yang berubah turut berperan.

Kemudian, orang dengan sistem kekebalan yang lemah seperti mereka yang menggunakan pengobatan kanker atau obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, lebih rentan terhadap pengembangan listeriosis karena tubuh mereka kurang mampu melawan.

Baca juga: Pemerintah Indonesia Larang Makan Melon asal Australia Mengandung Listeria

Selanjutnya, bayi yang baru lahir juga sangat rentan terinfeksi listeriosis. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh bayi belum matang, seperti juga lansia yang sistem kekebalannya telah menurun.

Pentingnya mengenali gejala

Pertama, penting untuk dicatat bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri listeria tidak akan membuat Anda langsung sakit. Listeria monocytogenes dapat bertahan di dalam tubuh, berpindah antar sel untuk waktu yang lama. Hal ini mengapa bisa ada masa inkubasi yang panjang antara konsumsi dan munculnya gejala penyakit. Ini bisa jadi selama 70 hari, tapi biasanya sekira 3 minggu.

Baca juga: Sumber Wabah Listeria yang Tewaskan 180 Orang di Afrika Selatan Akhirnya Ditemukan

Gejalanya meliputi demam, nyeri otot dan masalah gastrointestinal, seperti mual, muntah dan diare. Pada kasus yang parah, gejala bisa termasuk kolaps dan syok, terutama bila terjadi septikemia.

Jika infeksi telah menyebar ke sistem saraf pusat, gejala yang lebih mengkhawatirkan akan terjadi, seperti sakit kepala, leher kaku, bingung, kejang dan orang tersebut bisa mengalami koma. Dalam kasus tersebut, tingkat kematian setinggi 30%.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(hel)