ISTRI kedua Opick, Wulan Mayasari dan bayi dalam kandungannya meninggal dunia. Dengan adanya kasus itu, nampaknya menambah daftar angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Berdasarkan informasi yang tersebar, meninggalnya orang-orang yang dicintai oleh penyanyi religi itu tidak dalam waktu bersamaan. Bayinya terlebih dulu tiada saat masih di dalam rahim, di usia kehamilan 8 bulan. Sementara kondisi sang istri, dikabarkan semakin menurun pasca-keguguran.
Banyak faktor yang memicu masalah itu dan juga dialami oleh masyarakat. Sejak lama, kasus angka kematian ibu dan bayi menjadi sorotan masalah kesehatan yang harus dieliminasi.
Sementara itu, melihat data angka kematian ibu dan bayi belakangan ini trennya menurun. Namun, jumlahnya masih jauh dari target capaian pemerintah.
(Baca Juga: Sering Nyeri saat Haid, Waspadai 7 Gejala Gangguan Kesehatan Mulai Tumor hingga Infeksi Rahim)
"Kalau dilihat tren kematian ibu menurun. Penyebabnya paling banyak anemia atau malah ibu tidak teredukasi dengan baik soal kehamilan," ujar Nila Moeloek saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Senin (19/3/2018).
Dia terus mengingatkan kepada kaum wanita agar bisa mencegah kematian ibu dan bayi. Ketika hamil, wanita harus cerdas dan mengatur jarak kehamilan, begitu juga dengan usia.
"Di masa kehamilan, wanita harus sering-sering cek ke dokter. Saya anjurkan juga untuk periksa sebelum menikah," tambahnya.
Tidak hanya mencegah kematian, tapi diharapkan seorang ibu supaya tidak melahirkan anak dengan kelainan. Di era sekarang, bukan tidak mungkin seorang ibu gagal melahirkan anak atau malah mengalami kelainan. Apalagi di dalam keluarga, terdapat genetik yang menjadi faktor kelainan.
Di samping itu, tenaga kesehatan juga harus mendekati ibu hamil. Apalagi di daerah-daerah terpencil, mereka harus diedukasi supaya bisa menjaga kehamilannya. Terlebih di saat melahirkan, harus dibantu dengan tenaga medis, bukan dukun beranak.
"Minimal cek kehamilan di puskesmas, juga dibantu tenaga ahli di fasyankes saat melahirkan," katanya.
(Baca Juga: Tidur saat Lampu Menyala Dapat Menyebabkan Obesitas dan Risiko Kanker Payudara)
Sementara itu, pada 2015 angka kematian bayi di Indonesia cukup rendah dan dari tahun-tahun sebelumnya. Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 2015 menunjukkan, Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 22,23 per 1000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015, yang ditargetkan 23 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2015.
WHO menyebutkan, angka kematian ibu biasanya terjadi pada periode 42 hari setelah melahirkan. Banyak faktor yang memicu penurunan kondisi ibu hamil, termasuk ada gangguan kesehatan pasca-melahirkan, juga masalah baby blues yang mendukung hal itu.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
(tam)