HARI ini, Selasa 20 Maret 2018 bertepatan dengan Hari Kebahagiaan Internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun ini merilis peringkat 156 negara paling bahagia di dunia.
Ukuran kebahagiaan untuk menilai hal tersebut berdasarkan beberapa variabel utama, yakni pendapatan, harapan hidup sehat, ketiadaan korupsi, kebebasan sosial, kedermawanan, dan kemurahan hati. Dari penilaian itu, Finlandia berada di urutan pertama sebagai negara paling bahagia di dunia, menggeser Norwegia.
Namun apa sebenarnya yang menginspirasi kebahagiaan di seluruh dunia? Simak ulasannya berdasarakan temuan yang dilansir dari Entrepreneur, Selasa (20/3/2018):
1. Orang yang bekerja mandiri memiliki evaluasi kehidupan lebih tinggi
Berwirausaha memang memiliki pro dan kontra. Namun di negara maju, wiraswasta melaporkan lebih puas daripada mereka yang bekerja pada orang lain. Kendati demikian, mereka juga bisa mengalami perasaan negatif, seperti stres dan rasa khawatir.
(Baca Juga: Efek Makanan Kedaluwarsa Bagi Tubuh dan Beberapa Gejalanya)
2. Orang-orang lebih bahagia ketika bisa mengatur kehidupan sosial di lingkungan kerja
Banyak orang merasa bahagia di akhir pekan. Namun yang kebahagiaan ternyata tidak hanya bisa dirasakan di akhir pekan. Di lingkungan kerja dengan kepercayaan tinggi, di mana karyawan menganggap atasan mereka bukan sebagai atasan saja, tetapi juga pasangan yang baik, bahagia bisa dirasakan setiap hari. Begitu pula dengan mereka yang ikut serta dalam kegiatan sosial sepanjang minggu.
3. Memprioritaskan kesehatan mental
Hal lain yang mendatangkan kebahagiaan adalah kesehatan mental yang baik. Para peneliti melakukan survei di Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Indonesia untuk mengungkap faktor-faktor penentu kebahagiaan dan kesengsaraan. Hasilnya, mereka menerima diagnosis bahwa penyakit mental berkontribusi pada kebahagiaan seseorang dibandingkan dengan pendaoaran, pekerjaan atau penyakit fisik yang didiagnosis.
4. Punya seseorang untuk diandalkan
Orang yang memiliki pasangan, hubungan yang baik dengan keluarga besar, maupun hanya satu orang yang bisa diandalkan, lebih bahagia daripada mereka yang tidak. Dari laporan tersebut, ditemukan bahwa untuk setiap 10 persen populasi suaut negara yang membentuk dukungan sosial, tingkat kebahagiaan melonjak lebih dari 20 persen.
5. Penghasilan lebih penting dari pendidikan
Banyak orang bahagia di dunia yang menilai bahwa penghasilan lebih penting daripada pendidikan. Sebab, bagi banyak orang, kebahagiaan juga dipengaruhi oleh status ekonomi. Hal ini tidak sepenuhnya salah, sebab beberapa orang terkaya di dunia adalah orang-orang yang putus sekolah, termasuk Mark Zuckerberg dan Bill Gates.
(Baca Juga: Baru Menikah 6 Hari, Suami Bantu Istrinya Menikahi Mantan Pacar, Ini Alasannya yang Bikin Haru)
6. Kebahagiaan tergantung pada jenis pekerjaan yang dimiliki
Orang yang memiliki pekerjaan mungkin lebih bahagia dari pengangguran. Namun hal itu rupanya juga bergantung pada jenis pekerjaan yang dimiliki. Dalam sebuah laporan, ditemukan bahwa para pekerja kerah biru dalam industri seperti pertambangan, konstruksi, manufaktur, transportasi, dan pertanian cenderung memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih rendah.
7. Bukan selalu tentang uang
Meski banyak yang menyebut bahwa memiliki uang banyak berpengaruh pada kebahagiaan seseorang, nyatanya kebahagiaan tidak selalu tentang uang. Gaji tinggi bukanlah satu-satunya aspek karier yang memengaruhi tingkat kebahagiaan seseorang. Tetapi status sosial di tempat kerja, hubungan sosial di tempat kerja, dan struktur kerja harian juga menentukan tingkat kebahagiaan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(tam)
