Share

Presiden Jokowi Lakukan Salam Tempel Hidung, Ini Keunikan Lain dari Suku di Selandia Baru

Tiara Putri, Okezone · Rabu 21 Maret 2018 18:31 WIB
https: img.okezone.com content 2018 03 21 196 1876046 presiden-jokowi-lakukan-salam-tempel-hidung-ini-keunikan-lain-dari-suku-di-selandia-baru-e9D0Chjmsw.jpg Tradisi Hongi (Foto: Ist)
A A A

BEBERAPA hari lalu kunjungan Presiden Joko Widodo ke Selandia Baru dalam rangka merayakan hubungan diplomatik selama 60 tahun sempat mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Pasalnya presiden tampak melakukan tindakan yang tidak biasa yaitu menempelkan kening dan hidung ke salah satu warga lokal di sana. Sebenarnya, hal itu merupakan keunikan budaya dari suku Māori, penduduk asli negara tersebut.

Tindakan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi merupakan salam penyambutan yang khas dan dikenal dengan nama salam hongi. Presiden pun tampak bertukar salam dengan para tetua suku. Ritual bertukar salam ini biasa terjadi selama upacara penyambutan.

BACA JUGA: 9 Fakta Anak yang Terlahir dengan Down Syndrome

Berdasarkan rilis yang diterima Okezone, Rabu (21/3/2018), acara penyambutan dikenal dengan istilah pōwhiri. Dalam acara tersebut, tamu disambut secara resmi dan mendapatkan keramahan dari suku Māori. Pōwhiri biasa dimulai dengan wero (semacam tantangan) untuk orang-orang di luar suku. Pada saat itu biasanya pejuang dari tangata whenua (tuan rumah) akan menantang manuhiri (tamu) yang bertujuan melihat tamu tersebut teman atau musuh.

(Foto: New Zealandz)

Tangata whenua akan membawa taiaha yaitu semacam senjata yang menyerupai tombak dan kemudian meletakkan rautapu (tanda) dari cabang kecil. Tamu nantinya mengambil tanda tersebut sebagai simbol bila dirinya datang dengan damai. Ritual kemudian dilanjutkan dengan melakukan karanga (panggilan) yang diikuti oleh pidato dan nyanyian. Acara penyambutan diakhiri dengan salam hongi sambil membagikan makanan di antara orang yang terlibat di dalamnya.

Keunikan dari budaya suku Māori tak terbatas pada itu saja. Masih ada acara lain yang menarik untuk dilihat yaitu pesta tradisionalnya. Secara tradisional, suku tersebut memasak di lubang bawah tanah yang disebut Hāngī.

Mereka percaya bahwa bumi adalah sumber kehidupan sehingga makanan berasal dari tanah dan di masak di bumi. Makanan biasanya berbahan dasar ikan, ayam, tanaman umbi, aneka daging, kentang, labu, kol, dan berbagai macam bahan isian lainnya.

 BACA JUGA: Pertama Kali Makan Wasabi, Bocah Ini Sampai Menangis dan Bilang "Tolong"!

Makanan biasanya dibungkus dengan daun rami, kain, aluminium foil, dan keranjang kawat. Selanjutnya proses pembuatan dilanjutkan dengan meletakkan makanan yang telah dibungkus ke batu panas di dasar lubang. Makanan kemudian ditutupi dengan kain basah dan gundukan tanah agar panas dari batu dapat menjalar dengan cepat ke makanan. Proses tersebut biasanya memakan waktu 3-4 jam dan menghasilkan daging yang empuk serta sayuran yang lezat beraroma asap.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(dno)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini