Share

Kunci Kelezatan Sambal Ternyata Terletak pada Cobek & Ulekan

Dimas Andhika Fikri, Okezone · Rabu 21 Maret 2018 12:19 WIB
https: img.okezone.com content 2018 03 21 298 1875822 kunci-kelezatan-sambal-ternyata-terletak-pada-cobek-ulekan-0ry68oXK6z.JPG Kunci kelezatan sambal (Foto:Wikipedia)
A A A

 

JIKA ditanya jenis makanan apakah yang paling disukai masyarakat Indonesia, sebagian besar orang pasti akan menjawab sambal. Makanan bercita rasa pedas ini tampaknya sudah menjadi salah satu identitas kuliner nusantara yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari.

Bagaimana tidak, Indonesia memiliki variasi sambal yang sangat beragam sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing. Anda tentu sudah familiar dengan racikan sambal matah asli Bali, sambal plecing khas Lombok, hingga racikan sambal colo-colo yang berasal dari Maluku.

Namun tidak banyak yang mengetahui, bahwa sebagian besar varian sambal yang kini beredar di pasaran ternyata tidak bisa disajikan untuk semua jenis makanan. Masih banyak masyarakat yang mencampurkan varian sambal tertentu dengan hidangan yang tidak tepat.

“Tidak ada satu pun jenis sambal yang cocok untuk semua makanan. Apalagi kreasi sambal kita banyak sekali mulai dari Aceh hingga Papua. Jenis, rasa, dan pairing makananya pun tentu berbeda. Contohnya kalau kita makan soto kuah kuning terus pakai sambal kecap tentu rasanya akan tidak pas, atau makan sate kambing pakai sambal hijau. Menurut saya itu kombinasi yang sedikit aneh,” tutur Lisa Virgiano, Brand Director KAUM Jakarta, dalam acara The Sambal Making Workshop bersama KAUM di Jakarta Pusat, Selasa (20/3/2018).

Lebih lanjut Lisa menjelaskan, selama ini masih banyak yang menyepelekan proses pengolahan sambal dan cenderung memilih cara yang serba praktis seperti penggunaan alat penghalus termasuk blender. Padahal, selain memilih bahan berkualitas, alat yang digunakan untuk menghaluskan cabai juga menjadi salah satu kunci untuk membuat sambal yang lezat.

“Alat buat ngulek sambal itu juga penting. Zaman sekarang banyak orang yang hanya masuk-masukin bahan dasar ke blender, tapi seringkali hasilnya tidak maksimal. Di sinilah fungsi cobek dibutuhkan, karena pada dasarnya sambal itu paling enak diulek,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, untuk menghasilkan cita rasa sambal yang sempurna, cobek yang digunakan pun harus benar-benar asli tanpa campuran bahan-bahan tambahan. Pasalnya, saat ini sudah banyak sekali cobek buatan yang terbuat dari semen, batu kerikil, dan bahkan sengaja dicat hitam agar terlihat seperti cobek yang asli.

 BACA JUGA:

Hangatnya Krim Sup untuk Menu Sarapan

Perlu diketahui bahwa penggunaan cobek sperti ini justru akan mempengaruhi cita rasa sambal. Hal tersebut diketahui Lisa setelah ia dan timnya melakukan penelitian ke sejumlah daerah Indonesia, termasuk ke kawasan Muntilan dan Magelang yang notabennya merupakan salah satu produsen cobek terbaik.

“Sebetulnya ada alasan khusus mengapa sambal ulek lebih enak jika dibandingkan dengan sambal yang dihaluskan menggunakan blender. Mulai dari teknik pengulekkan hingga tenaga sang peracik itulah yang membedakan cita rasa setiap sambal. Apalagi jika cobek yang digunakan benar-benar cobek asli bukan berbahan campuran. Karena cobek yang berkualitas rendah itu akan membuat racikan sambal cenderung berpasir,” tukas Lisa.

Berdasarkan hasil penelusurannya, cobek berkualitas baik itu sebetulnya terbuat dari batu kali atau batu gunung. Kedua jenis batu ini memiliki daya tahan yang sangat kuat meski sudah digunakan dalam jangka yang waktu cukup lama.

Sedangkan cobek berbahan campuran lebih mudah mengalami kerusakan, mengingat bahan bakunya sendiri tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Cobek jenis ini biasanya dipilih konsumen karena memiliki harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan cobek yang terbuat dari batu kali.

"Seringkali kita melihat pedagang rujak, gado-gado, atau gerobak yang menggunakan cobeknya sudah puluhan tahun. Itu membuktikan bahwa seni pembuatan cobek juga berpengaruh terhadap budaya kuliner kita," jelasnya.

 BACA JUGA:

Serba Unicorn, Ini Kafe yang Digandrungi 'Kids Jaman Now' di Vietnam

Sebagai salah satu pegiat bisnis kuliner nusantara, Lisa dan timnya memiliki visi untuk memajukan industri kuliner Indonesia. Hal tersebut dibuktikannya ketika mengadakan acara workshop sambal di Hong Kong beberapa waktu lalu.

"Saya sengaja bawa cobek asli Muntilan dan Magelang ke Hong Kong, karena saya ingin memberikan informasi bahwa budaya ngulek sambal, mengenal alatnya (cobek dan ulekan, serta mengenal bahan bakunya itu penting sekali. Ada berbagai jenis cobek dan ulekan yang tidak diketahui banyak orang, mulai dari cobek berpori-pori kasar hingga halus. Dan ini adalah salah satu alat yang beperan dalam pembentukan cita rasa sambal khas Indonesisa," tukas Lisa.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ndr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini