Share
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pertama Kali Makan Wasabi, Bocah Ini Sampai Menangis dan Bilang "Tolong"!

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Rabu, 21 Maret 2018 |16:59 WIB
Pertama Kali Makan Wasabi, Bocah Ini Sampai Menangis dan Bilang
Bocah makan wasabi (Foto: Thedailymeal)
A
A
A

DI masa pertumbuhan, wajar ketika seorang ibu ingin mengenalkan varian rasa kepada anaknya yang masih kecil. Ini merupakan upaya konkrit agar si anak bisa mengetahui jenis rasa yang ada di dunia ini.

Namun, menjadi masalah ketika oangtua memberi si anak makanan atau minuman yang kurang pas diberikan di usia si anak yang masih sangat belia. Seperti yang dilakukan salah seorang ibu yang tidak diketahui namanya ini.

 BACA JUGA:

Tantangan Coban Wolu, Menuntut Traveler Siapkan Fisik Tahan Banting

Berniat untuk mengenalkan bagaimana rasa wasabi yang merupakan bumbu perasa khas Jepang kepada anak perempuannya yang masih kecil, yang didapat si ibu malah cibiran netizen. Bagaimana tidak, bocah sekecil itu sudah dicekoki wasabi dengan jumlah yang tidak sedikit. Hal ini yang kemudian membuat si anak menangis sejadi-jadinya hingga dia meminta ibunya untuk menyudahi upayanya itu.

Kejadian ini terekam kamera dan videonya tersebar di jagat maya. Tersebarnya video ini kemudian membuat banyak netizen yang beranggapan bahwa si ibu sudah melakuka kekerasa pada anaknya sendiri. Sebab, sekalipun si anak sudah meminta tolong untuk menyudahi suapan wasabi ke mulutnya, si ibu tetap memaksakan kehendaknya sendiri.

"Seseorang perlu membawa video ini ke arah hukum karena si ibu telah melakukan CHILD ABUSE!" Cheryl Klepper berseru.

Komentar lain datang dari Kim Kidd. “Anak yang malang. Anda bisa melihat ekspresi ketidakpercayaan ketika ibunya mencoba memaksanya makan wasabi. Bagaimana anak itu bisa mempercayai ibunya jika dia memberi makan wasabinya?! Saya hanya benci melihat ini," celoteh Kim Kidd.

"Saya minta maaf, saya biasanya tidak tersinggung oleh hal-hal semacam ini tetapi wasabi sangat pedas dan ini bukan sesuatu yang saya berikan kepada anak saya. Sampai akhirnya si bayi benar-benar meminta bantuan karena memang wasabi bukan untuknya," kata Evie Burk.

 

Video itu diunggah ke halaman Facebook Unilad pada 4 Maret. Video ini telah mengumpulkan lebih dari 14 juta penonton dan telah dibagikan lebih dari 211.000 kali. Banyak orang di bagian komentar berpendapat bahwa video itu lucu, tetapi yang lain menyebutnya sebagai pelecehan anak dan meminta tindakan hukum untuk diambil terhadap ibu anak itu.

Untuk komentar yang bersifat pro, komentarnya datang dari Manda Keller. "Anak-anak perlu mengeksplorasi selera dan tekstur yang berbeda dari hal-hal tidak hanya untuk mencari tahu apa yang mereka sukai dan tidak suka tapi mereka juga tidak akan pernah alergi terhadapnya begitu rentan terhadapnya! Ini bukan penganiayaan anak," tegas Manda Keller.

“Saya memberi anak-anak saya irisan lemon padahal dia masih balita untuk hiburan saya, semua orangtua melakukan itu. Ini bukan masalah!" terang Rachel Lennon.

Memberi anak-anak Anda wajah keasaman melalui lemon tampaknya dianggap sebagai praktik yang dapat diterima di antara orang tua. Dalam video yang diposting ke YouTube oleh BuzzFeed, banyak komentator menyebut kompilasi "pure gold," "EPIC!" dan "too funny!".

Meskipun mungkin kasar untuk membutakan bayi Anda dengan rasa asam dan pedas, ahli gizi terdaftar Andrea Carpenter mengatakan kepada Global News bahwa boleh saja untuk memperkenalkan rempah-rempah ringan, seperti jahe dan dill kepada bayi enam bulan atau yang lebih tua. Namun, yang mesti diwaspadai adalah makanan yang rasanya terlalu kuat.

Carpenter menyarankan untuk menghindari rempah-rempah panas termasuk capsaicin karena sensasi panas dapat diartikan sebagai rasa sakit bagi si anak. Di kasus ini pun Carpenter berharap agar orangtua lebih peduli pada anaknya sendiri.

Dokter di Plattsburgh Pediatri di Plattsburgh, New York, mengatakan kepada The Daily Meal bahwa sebagai patokan, orangtua hanya boleh memberi makan anak-anak mereka hal-hal yang juga mereka makan.

 BACA JUGA:

9 Fakta Anak yang Terlahir dengan Down Syndrome

"Jika itu bagian dari budaya mereka, tidak apa-apa. Tetapi jika itu hanya untuk melihat reaksi apa yang mungkin dimiliki anak itu, itu keterlaluan," kata peneliti.

(Dinno Baskoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita lifestyle lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement