DI tengah riuh ramai suara pengumuman petugas dan hilir mudik penumpang kereta, sosialisasi jelang Hari Tuberkulosis Sedunia 2018 dilakukan di Stasiun Kota, Jakarta Barat. Meskipun stasiun tidak pernah sepi, tapi Rabu pagi ini, 21 Maret 2018, suasananya lebih ramai daripada biasanya.
Tepat pada 24 Maret 2018, seluruh dunia termasuk Indonesia akan memperingati Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia. Dari data yang ditemukan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan ada sekira 1.020.000 juta penemuan kasus tuberkulosis yang terjadi di Indonesia. Angka ini jelas tinggi dan membawa Indonesia termasuk salah satu negara dengan kasus tuberkulosis terbanyak di dunia.
BACA JUGA:
"Meskipun kita semua dan pemerintah sudah melakukan berbagai upaya, namun harus menemukan dan mengobati kasus penemuan TBC lainnya. Memeriksakan diri dan mendiagnosa penyakit TBC menjadi satu hal penting, karena bisa menular melalui udara, di ruang publik bisa menjadi tempat penularan apabila penderita dan masyarakat tidak saling menjaga dari hal yang bisa menularkan," jelas dr. Anung Sugihantono, M.Kes, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dalam kesempatan temu media dalam rangka Hari Tuberkulosis Sedunia 2018, di Stasiun Kota, Jakarta Barat, Rabu (21/3/2018).
Ya, stasiun menjadi salah satu tempat umum (public place) yang berpotensi menyebarkan bakteri yang bisa menularkan tuberkulosis. Untuk itu, masyarakat diharapkan sadar dan bisa menjaga kesehatan agar tuberkulosis dapat dicegah.
(Foto: Annisa Aprilia/Okezone)
Bersamaan dengan acara temu media yang diadakan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, juga memberikan masker gratis kepada setiap penumpang yang turun dari kereta. Pembagian masker ini langsung dilakukan oleh dr. Anung Sugihantono, M.Kes, selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, pejabat-pejabat Kementerian Kesehatan dan Stasiun Kota, dan Drs. Zulmafendi, MSc, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.
Para penumpang nampak antusias melihat program pemerintah ini dan tidak menolak dengan pemberian masker yang dilakukan. Pasalnya, mengenakan masker bisa meminimalkan persebaran dan infeksi virus atau bakter yang bisa disebarkan melalui bersin atau batuk.
"Seseorang yang batuk atau bersin akan ada puluhan ribu kuman yang terlontar dari batuk dan bersin itu, kemudian jadi menularkan penyakit tersebut. Menggunakan masker sebaiknya dilakukan sebagai upaya pencegahan," tambah Anung.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, masih dalam kesempataan yang sama, Anung juga menyarankan bagi masyarakat yang belum mengenakan masker, sebaiknya menutup mulut ketika batuk atau bersin. Untuk menutup mulut bisa menggunakan sapu tangan, tisur atau lengan, namun penggunaan lengan tidak terlalu dianjurkan.
"Setelah bersin atau batuk dan menggunakan tangan untuk menutup, sebaiknya mencuci tangan agar bakteri dan kuman hilang dari telapak tangan," pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
(dno)