Share

Restu Orangtua Jadi Salah Satu Faktor Terjadinya Pernikahan Anak

Dewi Kania, Okezone · Rabu 18 April 2018 17:31 WIB
https: img.okezone.com content 2018 04 18 196 1888257 restu-orangtua-jadi-salah-satu-faktor-terjadinya-pernikahan-anak-WltGdDaqxp.jpg Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
A A A

SETIAP pasangan sah menikah dengan adanya dukungan dan restu dari orangtua. Begitupun dengan kisah viral pernikahan dini yang terjadi karena berbagai faktor.

Pernikahan dini sejak lama ada kisahnya di Indonesia. Menikah di bawah usia 21 tahun nampaknya sudah menjadi budaya masyarakat yang dulu sering diterapkan. Namun, karena ada undang-undang yang mengatur syarat usia pernikahan dan adanya program wajib belajar 9 tahun yang digagas pemerintah.

Sejak saat itu, dari kaca mata para psikolog, tren pernikahan anak usia remaja menurun. Apalagi bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan, sudah mulai melupakan budaya pernikahan dini.

 (Baca Juga: Meme-Meme Pernikahan Anak di Bawah Umur Ini Bikin Jomblo Ngenes)

"Sekarang kalau dilihat tren pernikahan anak itu menurun, di kota atau di kampung-kampung juga sudah jarang. Karena masyarakat berpikir lebih baik sekolah dulu sampai lulus, baru menikah," ujar Psikolog Sani Budiantini, saat dihubungi Okezone, Rabu (18/4/2018).

Pernikahan dini, menurut Sani, terjadi karena banyak faktor pengaruh keluarga. Sebab, kalau tidak ada dukungan dan restu, tidak mungkin anak-anak sah mendapatkan buku nikah dari Kantor Urusan Agama (KUA).

Apalagi pemikiran orangtua zaman dulu banyak mengalami ketakutan dalam mendidik anak yang beranjak dewasa. Misalnya, orangtua memaksa anaknya untuk menikah agar lebih bisa hidup mandiri, takut anaknya berbuat dosa dengan berzina, dan faktor pemicu lainnya.

"Orangtua dulu cenderung berpikir pendek, pendidikan rendah, sehingga berani menikahkan anak karena takut anaknya berhubungan seks di luar nikah atau malah tradisi dalam sebuah keluarga," ungkap Sani.

  (Baca Juga: 5 Dampak Perkawinan Dini bagi Mental Pasangan di Bawah Umur)

Berbeda dengan zaman sekarang yang membuat orangtua cenderung bersikap tegas dalam mendidik anak. Mereka ingin anak-anak punya kualitas hidup tinggi di masa mendatang.

Maka rasanya sayang sekali jika waktu anak disita untuk membangun keluarga baru, di usianya yang masih belia. Menurut Sani, beruntung orangtua sekarang menginginkan anaknya sekolah tinggi sampai lulus dan hidupnya mapan. Tentu ke depan mereka siap membangun rumah tangga dan bahagia.

"Eranya sudah berubah, sekarang orangtua ingin kualitas hidup anak meningkat. Jadi jarang sekali yang dukung anak nikah dini," terangnya.

Saat beranjak usia remaja, orangtua memberikan pengertian kepada anaknya untuk membuat rencana hidup di masa depan. Beri tahu anak apa dampaknya jika mereka ingin menikah dini.

"Orangtua bisa berdialog dengan anak, supaya anak-anak membangun cita-cita dan rencana, termasuk soal menikah dan hal lain," pungkas Sani.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(tam)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini