Share

Menyusuri Sepak Terjang Kakak Kandung RA Kartini yang Fasih Berbicara 26 Bahasa Asing

Dimas Andhika Fikri, Okezone · Minggu 22 April 2018 00:10 WIB
https: img.okezone.com content 2018 04 21 196 1889657 menyusuri-sepak-terjang-kakak-kandung-ra-kartini-yang-fasih-berbicara-26-bahasa-asing-HmogUFXbRm.jpg Kartono Kakak Kandung RA Kartini (Foto: Istimewa)
A A A

SELALU ada fakta menarik dibalik tokoh-tokoh nasional Indonesia. Tak terkecuali Raden Ajeng Kartini. Wanita kelahiran Jepara ini, memang dikenal sebagai salah satu pahlawan paling berjasa dalam memperjuangkan hak dan emansipasi perempuan Indonesia.

Dibalik sosok fenomenalnya itu, ternyata ada sebuah fakta menarik yang mungkin belum Anda ketahui sebelumnya. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Okezone, salah satu sosok yang menginspirasi Kartini adalah kakak kandungnya sendiri yakni, Raden Mas Panji Sosrokartono.

Sosrokartono lahir di Pelemkerep, Mayong, 10 April 1877 atau dua tahun lebih tua dari sang adik. Terlahir dalam keluarga priyayi, Kartono mendapat kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih memadai dibandingkan teman-teman sepermainannya.

Ia pertama kali mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School di Jepara, kemudian melanjutkannya ke Hogere Burger School di Semarang. Setelah lulus dari bangku SMA, ia memutuskan untuk masuk ke Sekolah Teknik Tinggi di Delft, Belanda.

Namun setelah menjalani proses pendidikan, ia merasa kurang cocok dan pindah ke Jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur di Universitas Leiden. Kariernya dimulai ketika memutuskan menjadi wartawan perang di sebuah koran Amerika, The New York Herald Tribune di Wina, Austria.

Dari pekerjaannya itu lah Kartono mendapatkan pangkat Mayor dari salah seorang palingma perang Amerika. Berkat kemampuannya dalam berbahasa, ia kemudian mendapatkan pekerjaan sebagai penerjemah di Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1919-1921.

Belakangan diketahui, Kartono merupakan seorang poliglot, yaitu seseorang yang fasih berbicara dalam berbagai macam bahasa. Ia menguasai 26 bahasa asing, 10 bahasa nusantara, dan beberapa jenis bahasa yang tidak umum pada masa itu, seperti Bahasa Latin dan Bahasa Basken (bahasa salah satu suku di Spanyol).

Berkat kejeniusannya itu, Kartono sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai acara di Belanda dan sejumlah negara di Eropa. Ia bahkan sempat ditunjuk sebagai atase kebudayaan di Kedutaan prancis di Den Haag, Belanda.

Fakta mengejutkan lainnya, Kartono pernah dijuluki sebagai dokter air putih karena kemampuannya menyembuhkan berbagai penyakit dengan menggunakan air putih. Di sela-sela kesibukannya, Kartono juga ternyata memiliki hobi traveling, ia bahkan menjadi wartawan pertama yang mengabadikan pemandangan gunung dari udara.

Setelah menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan berbagai pengalaman berharga selama bekerja di Liga Bangsa-Bangsa, Kartono kemudian memutuskan untuk kembali ke Tanah Air. Namun, kondisinya mengalami penurunan pada masa awal pendudukan Jepang, hingga akhirnya meninggal dunia pada 8 Februari 1952 dan dimakamkan di Kudus Jawa Tengah. Demikian dilansir Okezone dari berbagai sumber, Minggu (22/4/2018).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ren)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini