Share

Buah Nyamplung, Tanaman Pekarangan yang Ternyata Bisa untuk Tabir Surya

Agregasi Solopos, Jurnalis · Selasa 24 April 2018 12:23 WIB
$detail['images_title']
Foto diambil dari Solopos

SOLO - Buah nyamplung banyak dijumpai di pekarangan rumah di kawasan pedesaan. Pohonnya berbatang besar dengan tinggi mencapai kira-kira 20 meter dan diameter batang bisa mencapai 1,5 meter.

Kayu nyamplung kuat dan tahan terendam air laut. Itulah sebabnya kayu ini banyak dimanfaatkan untuk bahan pembuat perahu.

Buahnya bundar dengan mancung kecil, berwarna hijau, tetapi berangsur-angsur kuning atau berwarna seperti kayu bila sudah luruh. Daging buahnya yang tipis bisa dimakan setelah diasinkan. Jika sudah kering, daging buah nyamplung mudah mengelupas.

Baca Juga: 7 Kesalahan Penggunaan Bra yang Sering Dilakukan Wanita

Tabir surya

Selama ini biji nyamplung banyak digunakan untuk membuat bahan bakar seperti biodiesel. Akan tetapi, ada manfaat lain dari buah nyamplung, khususnya untuk kosmetika dan kesehatan kulit.

Berdasar penelitian salah seorang dosen Program Studi Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo, Sri Rejeki, biji buah nyamplung bermanfaat sebagai tabir surya atau pelindung kulit dari sengatan sinar matahari.

Ditemui di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu, Sri Rejeki mengatakan selama ini bahan-bahan untuk kosmetika dan kesehatan kulit terhitung mahal. Karena itulah dia meneliti bahan alami yaitu buah nyamplung yang relatif murah dan aman.

“Dibanding bahan-bahan kimia, buah nyamplung yang bisa didapat di desa jauh lebih murah. Pohon nyamplung ini kebanyakan hidup di dataran rendah seperti di pantai di Kebumen, Cilacap, dan lainnya. Tapi di Boyolali saya juga pernah mendapati pohon nyamplung,” kata dia.

Sri yang mengambil pendidikan S2 di UGM Yogyakarta ini mengatakan kandungan minyak lemak yang banyak terdapat dalam biji nyamplung banyak manfaatnya. Minyak lemak itu bisa dibuat losion untuk kosmetik.

Dia menjelaskan proses pembuatan losion dari biji nyamplung melalui beberapa tahap di antaranya biji nyamplung tua dikeringkan lebih dulu. Biji buah yang keras dipecahkan batoknya dan diambil biji yang kuning. Biji itu kemudian dipotong-potong, dikeringkan, kemudian disarikan dengan alat soklet.

Alat ini untuk mengambil minyak yang terkandung dalam biji nyamplung dengan cara mengisolasi. Proses pengambilan minyak dilakukan setelah pada penelitian awal minyak dari biji nyamplung dinilai berpotensi baik sebagai sun protector. Bahkan dalam konsentrasi kecil, ekstrak biji nyamplung sudah bisa menyerap sinar ultra violet (UV) sehingga kulit tetap cantik dan sehat.

Baca Juga: Mengintip Gaya Hidup Miliuner Termuda di Dunia, Gustav Magnar

Setelah melihat potensinya yang besar, Sri Rejeki mengembangkannya dalam bentuk losion (krim oles). Dia menjelaskan losion hasil formulasi dari biji buah nyamplung efektif untuk tabir surya.

Kulit Tubuh

Hasil formulasi itu bisa digunakan oleh mereka yang sedang berlibur di pantai atau aktivitas lain yang sering terpapar sinar matahari agar kulit tidak terbakar Dengan demikian kulit mereka akan terlindungi dari dampak buruk sengatan sinar matahari.

“Saat ini hasil formulasi itu memang belum digunakan ke manusia melainkan baru diujicobakan ke hewan. Tapi kalau melihat kualitas, stabilitas barang yang sudah disimpan sejak 2014 ternyata masih bagus sehingga akan dikembangkan lebih lanjut,” kata dia.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ris)